Tren Kemasan 2018: More Than Just Green

marketeers article

Kemasan, khususnya produk makanan, telah menjadi topik hangat selama tahun 2017, yang mana konsumen mulai menyoroti sejauh mana konsep daur ulang dan keberlanjutan diterapkan para merek dalam produknya. Mintel, konsultan pemasaran global mengumumkan lima tren yang akan berdampak pada industri packaging global selama tahun 2018.

Menurut perusahaan itu, ada beberapa hal yang membuat kemasan menjadi penting untuk diperhatikan marketer tahun ini. Pertama, kemasan tentu saja memainkan peran penting dalam mengurangi limbah produk-produk makanan.

Kedua, e-commerce atau perdagangan online akan mendorong brand menyegarkan kembali kemasannya untuk meningkatkan pengalaman berbelanja daring. Ketiga, merek yang mengadopsi pesan yang jelas dan singkat dalam label lebih disukai konsumen sebab akan terlihat lebih minimalis.

Keempat, merek akan dituntut untuk menjaga konservasi laut sehingga pengembangan kemasan harus memperhatikan kelestarian alam dan ekonomi berbasis kearifan lokal. Kelima, format kemasan yang lebih kontemporer akan mencuri perhatian konsumen saat diletakkan di dalam rak ritel.

David Luttenberger, Direktur Kemasan Global Mintel mengatakan kemasan pada tahun 2018 akan bergerak lebih jauh dari sebelumnya, yang lebih memberikan implikasi riil bagi konsumen, brand dan juga produsen.

Ia bilang, budaya membuang sampah saat ini akan berkembang menjadi satu kesadaran kolektif. Masyarakat akan menganggap kemasan berperan mengurangi limbah produk makanan secara global.

Dulu, konsumen menganggap kemasan merupakan sesuatu yang tidak penting, karena pada akhirnya akan bermuara di tempat sampah. Tapi kesalahpahaman itu seakan mulai sirna. Pasalnya, fokus pada inovasi kemasan dapat memperpanjang kesegaran makanan, mempertahankan fortifikasi bahan, dan memastikan pengiriman yang aman. Tentunya, semua itu akan menguntungkan konsumen.

“Merek perlu bertindak cepat dengan memanfaatkan alat komunikasi untuk mendidik konsumen agar mengetahui manfaat kemasan yang sebenarnya,” tutur Luttenberger.

Berikut tren kemasan tahun 2018 menurut Mintel

  • Repackage

Dengan semakin banyak konsumen yang berbelanja online, kemasan akan memainkan peran penting dalam pengalaman berbelanja daring bagi konsumen.

Penggunaan e-commerce kian meluas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Akan tetapi, di saat kunci kesuksesan belanja online terletak pada kenyamanan, konsumen berharap banyak pada brand favorit mereka.

Karena itu, dalam merancang kemasan agar dilihat di dunia online, kemasan sejatinya harus mencerminkan harapan konsumen di saat mereka berbelanja merek tersebut di toko offline.

  • Clean Label 2.0

Demi merancang kemasan yang mendorong keputusan pembelian, merek seharusnya menghindari pencantuman informasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, karena dapat membuat pembeli menjadi bingung.

Prinsip desain esensialis menjembatani kesenjangan dari apa yang dianggap penting bagi konsumen. Sehingga konsumen dapat membuat keputusan pembelian yang lebih baik dan lebih yakin. Artinya, merek harus membawa label yang lebih minimalis dan bersih untuk membuatnya menjadi lebih jelas bagi pembeli di kala ritel bergerak sangat dinamis.

  • Sea Change

Kemasan plastik yang mengotori lautan seharusnya sudah dihindari. Saatnya brand memikirkan kembali kemasan yang berorientasi pada lingkungan. Kekhawatiran akan pembuangan kemasan yang tidak aman akan semakin mewarnai persepsi konsumen terhadap brand dan dampak keputusan pembelian mereka.

Dengan mengomunikasikan bahwa brand tengah bekerja mencari solusi atas masalah tersebut, konsumen semakin merasa yakin atas produk yang dikonsumsinya. Ini lebih baik ketimbang sekadar mengumpulkan sampah plastik dari laut untuk didaur ulang dan menjadikannya kemasan baru. Sebab, hal tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah.

Agar plastik tak mengotori laut, perlu adanya upaya baru menuju ekonomi berkelanjutan demi menjaga agar bahan kemasan masih tetap digunakan.

  • Renavigate

Brand mesti memikirkan format kemasan yang membantu menyegarkan kembali pusat perbelanjaan yang mulai kurang menarik untuk dikunjungi oleh konsumen muda akhir-akhir ini. Pasalnya, pembeli muda lebih senang mengunjungi lemari pendingin ketika masuk ke suatu ritel dan bergegas membayar barang belanjaannya di kasir.

Penggunaan bahan transparan, desain kontemporer, bahan daur ulang serta bentuk yang unik dapat membantu menarik konsumen muda ke lokasi di mana produk tersebut diletakkan di toko.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related