Ketimpangan yang terjadi antara dunia ritel modern dan warung tradisional mendorong Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakomodir seluruh pelaku untuk bahu-membahu. Sektor perbankan pun dilibatkan guna menyelamatkan nyawa warung-warung tradisional di Indonesia.
Indogrosir dan Alfamart menjadi pemain ritel pertama yang diupayakan menyambung nyawa warung tradisional. Sesuai dengan kebijakan Kementerian Perdagangan untuk mewujudkan akses pasar yang adil, sektor ritel pun diwajibkan membantu warung tradisional dalam pengadaan barang dagangan. “Ritel modern yang memiliki akses pasar berkewajiban membantu warung tradisional dalam pengadaan barang dagangannya,” kata Enggar di Boyolali, Selasa (06/03/2018) dalam siaran persnya.
Sebelumnya, Indogrosir dan Alfamart telah men-support kebutuhan penjualan mereka melalui produk dari warung tradisional. Kini, Hypermart dan Nobu Bank turut memulai langkah yang sama. Melalui program kemitraan, pemberian akses barang dagangan dengan harga bersaing, pelatihan display warung, akses permodalan (pinjaman lunak), dan efisiensi warung berbasis teknologi menjadi cara Hypermart dan Nobu Bank merangkul warung tradisional.
“Ke depan, pemerintah akan terus mengajak para pemain ritel dan perbankan untuk menyambung nyawa warung tradisional di Indonesia. Dengan begitu, ketimpangan di dunia ritel dapat teratasi,” ujar Enggar.
Hal ini mendapat respons positif dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mande, “Dengan dukungan berbagai pihak, tentunya akan lebih banyak warung tradisional yang bisa dirangkul melalui program kemitraan ini. Kami berharap program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan.”
Editor: Eko Adiwaluyo