Seperti halnya industri, tren di dunia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berkembang sedemikian rupa. Ada 10 tren UKM pada tahun 2022 yang dirumuskan oleh International Council for Small Business (ICSB) dalam laporannya berjudul The Top 10 Micro, Small, and Medium Enterprises Trends for 2022.
Secara umum, tahun 2022 diklaim sebagai tahun pemulihan bagi UKM yang selama ini memiliki ketahanan yang kuat dalam menghadapi krisis. Bila Anda sedang menggarap sebuah bisnis atau akan membuka bisnis baru, tren-tren dan rekomendasi berikut ini pantas Anda perhatikan.
Seni sebagai Jiwa Dunia
Pandemi COVID-19 telah mengajari banyak hal bagi wirausahawan. Salah satuya untuk tidak melupakan peran sentral seni dalam kehidupan manusia. Saat diberlakukan pembatasan sosial, keluarga dan individu menyadari pentingnya menggabungkan seni dan kreativitas. Dengan mendekor ulang rumah, menciptakan ide baru, atau memainkan alat musik, wirausahawan di manapun akan menyambut baik peluang unik yang diberikan seni untuk mereka.
Dengan mengubah pandangan pada interaksi seni dan kewirausahaan, kita akan mampu menciptakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan esensial bagi semua komunitas, baik di tingkat lokal maupun global. Seni bakal menjadi topik lebih menarik saat kita menempatkan diri dalam dunia pasca-COVID-19.
Kegesitan
UKM harus bisa mengedepankan kegesitan (agility) tidak hanya dalam mencapai tujuan manufaktur dan operasional bisnis, tetapi juga dalam pola pikir bisnis mereka. Pandemi telah membingkai ulang model dan rutinitas kita. UKM perlu mengubah diri dari kemapanan tradisional dan membangun kegesitan sebagai bisnis kecil.
Konsumen Cerdas
Pandemi mendorong konsumen saat ini semakin selektif dalam membelanjakan uangnya. Mereka mau merogoh dompetnya untuk sesuatu yang bermakna dan memberinya nilai. Oleh karena itu, UKM harus bisa mengomunikasikan nilai di setiap touch point yang baru maupun yang lama untuk menjangkau basis konsumen maupun karyawan mereka. Saat ini, ada perhatian besar pada belanja lokal dan dukungan pada bisnis kecil melalui komunitas dalam rangka pemulihan dari pandemi.
Evolusi Womenpreneur
Perempuan secara konsisten menghadapi tantangan dengan pemikiran kreatif dan cepat. Mereka juga lebih memprioritaskan solusi berbasis komunitas berkelanjutan. Inilah nilai dan pengalaman yang perlu dibangun dan dikembangkan oleh bisnis. Sebab itu, semua perempuan harus memiliki akses pada solusi yang meningkatkan partisipasi mereka.
DeFi (Decentralized Finance)
Modal dan pendanaan menjadi kebutuhan penting demi kemajuan UKM. Karena dampak pandemi, UKM mencari pembiayaan yang lebih kreatif melalui solusi visioner. Saat ini, muncul tren decentralized finance(DeFi) sebagai alat untuk usaha kecil terutama untuk pengiriman uang dan pinjaman kecil.
Hal ini tidak lepas dari tren cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum yang mulai diterima secara luas sebagai alat pembayaran. Sementara, teknologi blockchain yang mendasari mata uang kripto dan infrastruktur keuangan pendukungnya terus berkembang. Kemajuan ini membuat industri perbankan melihat DeFi sebagai mesin pertumbuhan baru sekaligus kekuatan disruptif yang signifikan.
Humane Entrepreneurship
Pandemi memengaruhi sikap kolektif dunia yang mengedepankan simpati dan empati. Sikap tersebut jamak diekspresikan dalam kehidupan keseharian, profesi, dan daya beli. Pelatihan dan pendampingan dalam rangka pemberdayaan di tempat kerja menjadi fokus. Hal ini membawa benefit bagi organisasi dalam segala ukuran, termasuk bisnis skala UKM. Bila dilakukan dengan efisien dan produktif, pelatihan dan pendampingan tersebut mampu memberi karyawan cara baru untuk terhubung, belajar, dan tumbuh di jalur karier mereka. Meski hal ini sering diabaikan karena manfaatnya yang tak gampang diukur, pendampingan bisa meningkatkan kepuasan kerja yang pada akhirnya bisa meningkatkan profit.
Integrasi E-commerce ke Ekosistem Global
Pandemi telah mengakselerasi pertumbuhan dan integrasi e-commerce ke ekosistem global. Model bisnis pun direka ulang agar mendukung transisi melalui layanan pick-up dan pengantaran ke rumah. UKM didorong untuk mendukung gerakan konsumen dengan memanfaatkan situs web dan aplikasi mobile sehingga merek dan penawarannya dengan gampang ditemukan oleh konsumennya.
Artificial Intelligence (AI)
Seiring dengan berkembangnya teknologi, pasar semakin terbuka dengan aneka penawaran. Di satu sisi, hal ini bisa membantu bisnis dalam memaksimalkan kepuasan pelanggan. Sebaiknya, UKM memanfaatkan teknologi AI untuk memilah sekaligus menjangkau konsumen dan pendukungnya secara efektif. Contohnya, AI bisa mendongkrak efisiensi dalam pemasaran digital yang mendukung tingkat konversi sekaligus mengurangi ongkos akuisisi. AI akan terus berkembang dan menjadi alat bagi UKM yang mencari keunggulan.
Fleksibilitas Kerja
Usaha kecil terus beradaptasi dengan perubahan dunia kerja dan cara pelanggan mereka berinteraksi dalam lingkungan hybrid. Hal ini berpengaruh pada fleksibilitas kebijakan sekaligus manajemen tempat kerja. Beberapa tahun belakangan, bekerja dari rumah sudah menjadi tren. Hal ini tentunya mengusung aneka tantangan. Untuk menjaga keberlanjutan produktivitas, UKM perlu mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan solusi kreatif.
Peluang Kewirausahaan
Saat ini makin banyak orang yang ingin nyemplung dalam dunia kewirausahaan. Banyak pengusaha berusaha membangun bisnis kecil yang sesuai dengan gaya hidup dan passion mereka. Pandemi telah membuka era baru kewirausahaan yang mengusung aneka peluang bagi banyak orang. Melihat dunia yang terbuka dengan ide-ide baru, peluang, dan perubahan, mereka dengan berani membuat keputusan untuk terjun ke dunia kewirausahaan.