Triawan Munaf: Ekosistem Industri Kreatif Masih Berantakan

marketeers article
Industri kreatif merupakan salah satu industri yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Bila diperhatikan, saat ini mulai banyak pelaku industri kreatif yang bermunculan. Sebut saja pelaku industri di bidang komik, games, seni peran, fesyen, hingga animasi mulai unjuk gigi memamerkan karya mereka. 
 
Kreator tentunya membutuhkan ekosistem yang kondusif dalam berkiprah di industri ini. Namun, ekosistem ini masih harus terus dikembangkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, kreator, swasta, dan masyarakat. Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (BEK) memiliki harapan yang sama dalam menciptakan ekosistem di industri kreatif. Meski, jalan yang ditempuh tidak lah mudah.
 
“Ekosistem industri kreatif di Indonesia masih berantakan. Tapi, bukan berarti tidak berkembang. Jika ada keberpihakan dari pemerintah itu tentu akan lebih baik. Misalnya, ada harmonisasi peraturan-peraturan maupun meringankan pajak bagi penggiat industri. Kami akan mengupayakan hal tersebut,” ujar Triawan Munaf, Ketua Badan Ekonomi Kreatif pada acara Popcon Asia 2015 di JCC, Jakarta, Jumat (7/8/2015).
 
Ia mengaku, pihaknya sedang melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan ekosistem tersebut. BEK masih berdiskusi dengan berbagai pihak. Seperti mengulas investasi asing mana yang bisa masuk ke Indonesia atau tidak. Hal ini perlu dilakukan untuk kemajuan industri kreatif ke depan. Ia mengatakan, perjalanan industri kreatif di Indonesia masih panjang. “Industri film korea saja membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk bisa mencapai keberhasilan seperti saat ini,” katanya.
 
Meski masih seumur jagung, BEK memiliki beberapa rencana untuk segera dilaksanakan. Triawan bilang, tahun 2015 ini, BEK akan berfokus untuk memperkuat kelembagaan. Menurutnya, tidak mudah menjalankan program suatu lembaga yang masih baru berdiri. Namun, itu bukan alasan bagi pihaknya untuk tidak bergerak cepat.
 
“Saya telah menemui ratusan orang yang berkiprah di industri kreatif. Mereka curhat ke saya mengenai masalah mereka. Tugas saya adalah mendengarkan mereka sehingga mengetahui situsasi seperti apa yang mereka hadapi selama ini,” tambahnya.
 
Untuk tahun 2016, BEK akan membuat program-program bagi pengembangan industri kreatif. Salah satunya program inkubasi yang ditujukkan bagi para ibu rumah tangga. Mereka akan diajarkan mengenai coding selama tiga bulan. BEK memilih para ibu rumah tangga karena mereka memiliki potensi untuk berkarya dari rumah bermodalkan ilmu coding. Lebih lanjut, Triawan juga terus mendukung pertemuan-pertemuan antara kreator dengan para investor. Hal ini tentu sangat baik untuk membuat karya para kreator semakin matang. 

Related

award
SPSAwArDS