Tuai Pro-Kontra usai Kecelakaan, Study Tour Ternyata Bermanfaat bagi Pengembangan Diri
Jagat maya dalam beberapa waktu belakangan dihebohkan dengan kecelakaan maut yang merenggut 11 nyawa dari rombongan wisata SMK Lingga Kencana Depok di Subang. Akibat kejadian ini, muncul pro-kontra terkait study tour.
Sejumlah provinsi di Indonesia bahkan menetapkan larangan study tour untuk sekolah-sekolah di wilayahnya. Di antaranya diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Kuningan, Pangandaran, Cirebon, Depok, Bogor, Cimahi, dan Jawa Tengah.
Sebagian masyarakat menilai larangan study tour ini sebagai kebijakan emosional tanpa dasar. Sebab menurut mereka, yang mestinya dibenahi adalah pemeriksaan kelayakan armada, bukan melarang kegiatannya.
BACA JUGA: Perjalanan Rombongan Diminati, Whoosh Hadirkan Layanan Khusus
Study tour sendiri bukan sekadar wisata, melainkan bisa menjadi sarana pembelajaran untuk mengembangkan diri para siswa. Hal ini sebagaimana diungkapkan Roymond dan Simamora dalam Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan (2008).
Berikut adalah sejumlah manfaat study tour bagi pengembangan diri:
Mengembangkan Kemampuan Bersosialisasi dan Beradaptasi
Study tour umumnya melibatkan interaksi dengan berbagai pihak, antara lain pemandu wisata, penduduk setempat, dan sesama peserta. Ini mengajarkan para peserta untuk berkomunikasi secara efektif, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pengalaman satu sama lain.
Hal ini mampu untuk meningkatkan keterampilan komunikasi verbal, termasuk memperluas kosakata, dan non-verbal. Sekaligus, mengembangkan kemampuan beradaptasi di lingkungan yang berbeda.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Podcast Pengembangan Diri, “Isi Daging!”
Menumbuhkan Minat Baru
Selama melakukan kegiatan ini, siswa biasanya mengunjungi berbagai tempat edukatif seperti perusahaan, laboratorium, hingga pabrik pengolahan hasil kebun. Hal ini mampu menumbuhkan minat atau ketertarikan baru pada diri mereka.
Ketertarikan itu pun bisa menyadarkan para murid akan hal yang ingin dicapai ke depannya. Siswa yang tadinya tidak memiliki cita-cita, jadi dapat memiliki keinginan untuk menjadi sesuatu profesi pada kemudian hari.
Mengembangkan Sikap Toleransi
Kegiatan ini memberi kesempatan bagi siswa untuk mengenal budaya berbeda dari yang biasa mereka temui. Mereka bisa berinteraksi dengan penduduk, mengamati kehidupan sehari-hari mereka dan mengenal tradisi, bahasa, makanan, hingga kebiasaan yang unik.
Keadaan ini membantu siswa untuk mengembangkan toleransi, pemahaman, dan tenggang rasa terhadap perbedaan budaya. Dengan mengunjungi tempat-tempat dengan latar belakang budaya yang berbeda, mereka dapat melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
Editor: Ranto Rajagukguk