Seperti jamak diketahui, lonjakan jumlah ponsel pintar telah mengubah cara orang berinteraksi dengan perangkat bergerak mereka. Misalnya, interaksi menggunakan perangkat bergerak ini tidak lagi didominasi dengan panggilan telepon.
Menurut CEO Qualcomm Paul Jacobs seperti dikutip Mashable, banyak orang berpaling ke ponselnya sekitar 150 kali dalam sehari (Kasarnya, setiap 6,5 menit sekali). Aktivitas ini dilakukan untuk mencek pesan pendek, surat elektronik, maupun berinternet. Lalu, bagaimana dengan aktivitas berbelanja bergerak (mobile shopping)?
Sekarang ini, banyak konsumen menggunakan ponsel pintar mereka untuk berbelanja daring dan e-commerce. IBM melaporkan penjualan Black Friday meningkat 24,3 persen di tahun 2011. Angka ini disumbang oleh peruntungan dari pembelian perangkat bergerak, melonjak dari 9,8 persen dari 3,2 persen pada periode yang sama di tahun lalu.
Dalam kaitan dengan tren pembelanja daring ini, ada penelitian atas perilaku pembelanja daring dengan ponsel pintar maupun tablet mereka selama musim liburan. Berikut adalah tujuh temuan menarik dari studi kualitatif tersebut:
1. Belanja mobile tidak sama dengan pembelian mobile. Pembelanja mobile tidak harus membutuhkan telepon mereka untuk melengkapi siklus belanjanya. Bahkan, dari semua aktivitas pembelanja mobile dengan perangkat bergeraknya, pembelian merupakan salah satu yang paling populer. Tentu, usai melakukan perbandingan harga. Banyak pembelanja mobile tidak melakukan pembelian karena faktor keamanan.
2. Laki-laki cenderung melakukan konsultasi. Lelaki lebih suka menggunakan perangkat bergeraknya untuk berkonsultasi dengan rekannya selama aktivitas belanja, dari membandingkan harga sampai menggumpulkan informasi untuk sebuah pembelian.
3. Mayoritas belanja mobile dilakukan di lokasi di mana komputer siap untuk diakses, seperti rumah maupun kantor. Hal ini disebabkan lantaran sebagian orang lebih nyaman berbelanja mobile melalui desktop ketimbang dengan ponsel pintar.
4. Ponsel pintar memberi dampak besar pada perilaku belanja mereka.
5. Mereka merasakan pengalaman berbelanja secara mobile sebagai sesuatu yang baik. Dari riset tersebut, 63 persen mengaku mendapatkan kenyamanan berbelanja mobile, khususnya bila dibandingkan dengan keharusan mengantre di toko.
6. Sistem belanja mobile perlu dikembangkan lagi menjadi lebih sederhana. Pasalnya, banyak dari partisipan riset mengaku belum puas dengan navigasi belanja mobile tersebut. Selain itu, masih ada tantangan besar bagaimana membangun kepercayaan terkait dengan sistem keamanan transaksi daring.
7. Ponsel dengan layar sentuh rupanya lebih diminati untuk melakuan belanja mobile. Hal ini ditengarai dengan banyak pembelanja mobile yang menggunakan tablet dan ponsel layar sentuh.