Tujuh Jurus Ridwan Kamil Pulihkan Perekonomian Jawa Barat

marketeers article
Bandung Indonesia. January 03, 2019: Drone view of Pasupati overpass and crowded residential houses at dusk time in Bandung downtown

Data International Monetary Fund (IMF)menyebutkan pada April lalu bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya akan mencapai angka 0,5% pada tahun ini.

Angka prediksi yang menurun drastis ini menjadi sinyal siaga. Artinya, harus ada sikap hati-hati sekaligus gerak cepat untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang carut-marut akibat pandemi. Kementerian Keuangan menilai kondisi ini diprediksi akan membaik, namun masih tergantung pada pemulihan di kuartal ketiga dan keempat.

Bank DBS melihat kondisi ini sebagai kesempatan menggenjot perekonomian Indonesia. Di tengah kondisi ini, Bank DBS menghadirkan DBS Asian Insights Conference 2020 pada Kamis lalu (16/07/2020). Bagi Paulus Sutisna, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, dalam pemulihan perekonomian negara, perlu adanya kolaborasi berbagai pihak.

“Kita melihat Indonesia saat ini lebih kuat dibanding 20 tahun lalu dari berbagai indikator ekonomi seperti PDB, cadangan devisa, utang luar negeri, sektor perbankan yang lebih kuat dan pasar keuangan yang lebih mendalam. Pemerintah menerbitkan ragam paket stimulus bagi masyarakat untuk menjaga stabilitas keuangan. Koordinasi antara lembaga pemerintahan pun sangat baik sehingga memungkinkan lembaga perbankan dapat melayani nasabah dengan baik di tengah pandemi,” terang Paulus. 

Dalam gelaran DBS Asian Insights Conference 2020 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa pandemi tidak hanya kondisi darurat kesehatan, tapi juga darurat ekonomi. Beberapa negara bahkan sudah memasuki kondisi darurat sosial dan politik. Dalam pandangannya Emil mengungkapkan ada tujuh peluang pemulihan ekonomi di tengah pandemi yang dilakukan Provinsi Jawa Barat. Di antaranya:

  1. Investasi yang berpindah dari Tiongkok ke Segitiga Rebana,
  2. Pengembangan swasembada dan teknologi,
  3. Pertumbuhan industri kesehatan denan produksi manufaktur alat kesehatan sendiri,
  4. Penerapan industri 4.0 di era new normal,
  5. Pengembangan digital village dengan teknologi bagi para penduduk desa,
  6. Penerapan sustainable economy dan industri, dan
  7. Pengembangan pariwisata lokal.

“Kami optimistis, melalui langkah-langkah pemulihan, ekonomi Jawa Barat akan tumbuh 2-3% di bulan Desember 2020. Pertumbuhan ini bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi secara nasional,” tutup Emil.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS