Tumbuh 138%, SiCepat Ekspres Optimistis Jalani Tahun 2020

marketeers article

Tahun 2019 bakal menjadi salah satu tahun terbaik bagi perusahaan ekspedisi, SiCepat Ekspres. Penyebabnya antara lain event seperti Ramadan hingga kampanye marketing yang dilakukan oleh sejumlah online shop dan e-commerce. Hal itu menjadikan bisnis logistik SiCepat Ekspres tumbuh hingga 138%.

Chief Executive Officer SiCepat Ekspres, The Kim Hai, menjelaskan pertumbuhan itu tidak terlepas dari kerja keras tim, kepercayaan partner, dan masyarakat yang telah memilih SiCepat sebagai pilihan ekspedisi. The Kim Hai menambahkan, SiCepat bahkan memproses paket yang telah sampai di gerai untuk difoto dan ditimbang dengan timbangan digital, sebelum resi keluar dari mesin. Sehingga, jika ada komplain mengenai berat yang tidak sesuai dengan fisik/packaging barang yang diterima, akan dicocokkan dengan foto tersebut. Dengan adanya teknologi ini, SiCepat mampu mengefisiensikan proses pengiriman barang hingga mencapai 300.000 paket per hari yang sudah tercapai per akhir September ini.

Optimisme itu menjadikan SiCepat menargetkan bisa mengirimkan 400.000 paket per hari sampai akhir tahun ini. “Selanjutnya, kami menargetkan bisa mengirimkan 1 juta paket per hari pada tahun 2020 nanti,” kata Wiwin Dewi Herawati, Chief Marketing Officer SiCepat Ekspres.

Tahun 2020 bakal menjadi momen yang baik melihat potensi perdagangan digital di Indonesia yang akan terus meningkat. Apalagi, banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan perdagangan digital bukan hanya untuk membeli produk-produk sekunder, melainkan juga kebutuhan primer, seperti belanja sehari-sehari.

SiCepat Ekspres pun menganggarkan biaya investasi hingga tiga kali lipat pada tahun 2020 mendatang. Dana itu akan digunakan untuk mempercepat proses, membeli mesin sortir, pengembangan teknologi, serta menambah jumlah gerai di seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun 2019 sendiri, SiCepat Ekspres menargetkan memiliki setidaknya 737 gerai, 900 kendaraan, serta 10.700 orang karyawan.

Wiwin mengatakan penambahan jumlah gerai membutuhkan biaya yang tidak sedikit, yaitu berkisar Rp 150-200 juta per gerai. Maklum, SiCepat Ekspres hingga kini belum membuka kesempatan kerja sama franchise bagi khalayak umum. “Padahal kami tidak bisa sentralisasi di Pulau Jawa saja. E-commerce punya banyak warehouse di daerah lain. Kami juga harus mengikuti mereka,” katanya.

SiCepat Ekspres sendiri merupakan perusahaan logistik yang menarget konsumen di perdagangan digital. Konsumennya pun terbagi menjadi beberapa segmen, yaitu pemain e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, Zilingo, Jakmall dan lainnya; hingga pemain social commerce, yaitu pedagang yang mengandalkan media sosial sebagai sarana berjualan. Selain itu, SiCepat Ekspres kini juga membuka layanan untuk korporasi, seperti pengiriman dokumen. Saat ini lebih dari 1 juta seller telah bergabung dengan SiCepat Ekspres.

Market share kami berkisar di angka 5%-7%  karena kami hanya fokus di bisnis e-commerce,” katanya.

Untuk menghadapi persaingan yang ketat, SiCepat Ekspres pun mengandalkan diferensiasi pada layanan, yaitu layanan 15 jam untuk Jabodetabek dan Bandung serta layanan 1 hari sampai untuk kota lain di Indonesia. Dan, menurut hitungan mereka, SiCepat Ekspres bisa mempertahankan tingkat komplain di angka 0,5%. “Ketika konsumen tidak menerima barang tepat waktu, mereka bisa mengklaim dan mendapatkan free ongkir (ongkos kirim). Janji itu yang terus kami jaga sehingga konsumen tidak kecewa,” kata Wiwien.

Related