Serikat pekerja Samsung Electronics yang berada di Korea Selatan mengancam bakal melakukan mogok kerja pada pekan depan untuk menuntut kenaikan gaji. Tercatat, sebanyak 28.000 karyawan yang tergabung dalam National Samsung Electronics Union (NSEU) akan melakukan pemogokan pada 7 Juni 2024.
Sebagai informasi, NSEU adalah yang terbesar dari lima serikat pekerja di perusahaan raksasa teknologi Korea Selatan. Tidak jelas apakah serikat pekerja lain yang lebih kecil berencana untuk bergabung dalam aksi tersebut.
BACA JUGA: Melawan Samsung, iPhone 16 Akan Debut di Korea Selatan
Son Woo-mok, Presiden NSEU menjelaskan aksi mogok kerja merupakan yang pertama kalinya sebagai desakan kenaikan gaji. Mereka menuntut adanya kenaikan gaji sebesar 5,1% dan menginginkan tambahan satu hari cuti tahunan serta bonus berbasis kinerja yang transparan.
“Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka menghadapi krisis selama 10 tahun terakhir. Tapi, perusahaan tidak boleh menggunakan hal itu sebagai alasan untuk tidak memenuhi tuntutan,” kata Son dilansir dari Reuters, Kamis (30/5/2024).
BACA JUGA: Samsung Akan Dongkrak Produksi Smartphone Jadi 6 Juta Unit
Menurutnya, jika anggota serikat pekerja secara kolektif mengambil cuti minggu depan, itu akan menandai aksi mogok kerja pertama yang pernah dilakukan oleh para pekerja Korea Selatan di perusahaan pembuat chip memori terkemuka di dunia tersebut.
Para pekerja telah beberapa kali melakukan aksi protes dalam beberapa minggu terakhir di luar kantor perusahaan di ibu kota Seoul dan juga di luar lokasi produksi chip di Hwaseong, sebelah selatan Seoul. Son menuduh raksasa teknologi tersebut gagal membawa rencana kompromi dalam perundingan yang diadakan pada hari sebelumnya.
Sebelumnya, lebih dari 2.000 pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja raksasa teknologi Korea Selatan ini berkumpul di Seoul minggu lalu untuk mengadakan unjuk rasa yang jarang terjadi untuk menuntut upah yang lebih baik.
Keanggotaan serikat pekerja telah meningkat pesat setelah Samsung Electronics pada tahun 2020 berjanji untuk mengakhiri praktik-praktiknya yang menghambat pertumbuhan tenaga kerja yang terorganisir. Peningkatan keanggotaan serikat pekerja mencerminkan rasa frustrasi para pekerja terhadap penurunan daya saing Samsung baru-baru ini dalam bisnis, seperti chip memori bandwidth tinggi (HBM) dan karena masalah hukum yang dihadapi raksasa teknologi tersebut.
“Kami tidak bisa lagi mentolerir penindasan buruh, penindasan serikat pekerja,” ujar Son.
Menanggapi rencana mogok kerja pada hari Rabu, sebuah koalisi yang terdiri atas lima serikat pekerja di afiliasi Samsung, termasuk serikat pekerja Samsung Electronics, mempertanyakan maksud di balik rencana mogok kerja tersebut, dan mengindikasikan bahwa mereka tidak akan bergabung dalam aksi tersebut.
Koalisi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hal ini tampaknya merupakan bagian dari upaya untuk bergabung dengan serikat pekerja yang agresif, bukan untuk memperbaiki kondisi pekerja di perusahaan teknologi tersebut.
Sementara itu, perwakilan Samsung Electronics berjanji akan melakukan dialog terhadap tuntutan para buruh. Upaya ini dilakukan guna meredam adanya aksi yang lebih besar.
“Kami akan dengan tulus terlibat dalam diskusi dengan serikat pekerja,” tulis keterangan resmi perusahaan.
Editor: Ranto Rajagukguk