Jumlah penduduk Indonesia yang masuk ke nomor empat terbesar di dunia merupakan potensi pasar bagi para produsen otomotif dunia. Namun, sayangnya andil Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai penyuplai masih terbatas. “Hanya sekitar 12.468 UKM saja yang mampu memenuhi kebutuhan komponen otomotif dalam negeri,” ujar I Wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi Kementrian Koperasi dan UKM, di Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Sebab itu, sambung Wayan Dipta, pihaknya akan terus mendorong UKM Indonesia untuk siap bermitra dan meningkatkan daya saing produknya dengan produk komponen otomotif impor. Beberapa langkah kerjasama sudah dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM dengan pemerintah Jepang dan Korea, yakni berupa kegiatan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) operator mesin, ToT, business matching, dan temu konsultasi.
“Ada 50 UKM Indonesia berangkat ke Jepang dan difasilitasi oleh Jepang. Hasil dari pertemuan itu sebanyak tujuh UKM Indonesia telah melakukan perjanjian kerjasama dengan UKM Jepang dan 15 UKM Indonesia yang berprospek untuk melakukan kemitraan,” imbuh Wayan Dipta.
Lebih dari itu, kementerian telah melaksanakan temu konsultasi antara UKM komponen otomotif dengan Bank Mandiri selaku lembaga perbankan untuk mendukung permodalan. Kemudian, dalam hal teknologi untuk peningkatan produktivitas menghadirkan Direktur Toyota Astra Motor, serta dari Askrindo selaku lembaga penjaminan.
Dengan ini, permasalahan UKM Indonesia yang masih kurang dalam segi penguasaan teknologi, modal, dan pasar bisa sedikit teratasi. Sementara, untuk proyek pada tahun 2016, kementerian mengajak Kementrian Riset, Teknologi, dan Dikti untuk memanfaatkan inovasi dan ahli teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga riset agar UKM semakin mampu bersaing dengan produksi impor.
Editor: Sigit Kurniawan