Berdasarkan data yang dikumpulkan Moka, bisnis food and beverages (F&B) mengalami penurunan hingga 40%. Sedangkan penggunaan jasa layanan antar meningkat hingga 30%.
Salah satu strategi yang dapat difokuskan adalah pembelanjaan daring. Untuk memaksimalkan pembelanjaan dengan jasa antar, baik untuk F&B ataupun ritel dan servis.
Begitu juga dengan ritel dan jasa, pelaku usaha dapat membuat paket khusus untuk mendorong konsumen membeli secara daring dan mengubah jasa menjadi suatu produk yang bisa digunakan oleh konsumen di rumah.
“Para pelaku usaha dapat memperhatikan tren yang kini sedang berlaku di masyarakat. Misalnya, kegiatan masak di rumah. Para pebisnis F&B dapat shifting untuk menyediakan bahan baku makanan siap masak dengan opsi jasa pengantaran untuk mendukung social distancing,” ujar Data Analyst Moka Hutami Nadya.
Jika melihat dari tren konsumsi di bulan Ramadan sebelum krisis pandemik COVID-19, terjadi peningkatan sebanyak 67% dari jumlah gerai F&B yang beroperasi di antara jam 2-4 pagi. Dalam jangka waktu ini, konsumen cenderung memilih makanan praktis untuk sahur dan membeli untuk hidangan grup hingga 5 produk per transaksi.
Pada industri ritel fesyen, terjadi peningkatan jumlah pendapatan hingga 50%, di mana tiga barang terpopuler yang terjual selama Ramadan adalah tunik, hijab dan gamis yang berangsur-angsur menurun kembali setelah Ramadan usai. Berbeda dengan industri ritel, jasa kecantikan justru meningkat pendapatannya hingga 54% satu bulan setelah Ramadan. Hal itu menunjukkan pola bahwa masyarakat seringkali melakukan perawatan kecantikan setelah Ramadan usai.
Editor: Ramadhan Triwijanarko