Hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan sudah lama terjalin. Tidak hanya hubungan diplomatik, tetapi juga sosial ekonomi. Hubungan baik ini menjadi sarana bagi Indonesia untuk belajar sekaligus mengembangkan ekonomi kreatif. Paling tidak, inilah yang disampaikan oleh Umar Hadi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan dalam wawancara eksklusif dengan Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, Senin (22/3/2021).
“Yang selalu kita jual ke Korea adalah diversity. Ini poin utama dari jualan kita di Korea Selatan. Meski demikian, kita bisa belajar banyak dari kesuksesan industri ekonomi kreatif di Korea ini,” ujar Umar dalam wawancara yang merupakan road to Exotic Journey to Nusantara, Virtual Show by Indonesia’s FashionMaestro Mr. Samuel Wattmena, pada 27 Maret mendatang.
Menurutnya, faktor pertama dan utama berkembangnya ekonomi kreatif di Korea adalah kebebasan berekspresi. Pemerintah Korea, sambung Umar, memberi ruang selebar-lebarnya bagi para pelaku ekonomi kreatif di Korea untuk berkreasi. Hanya dengan ini, talenta-talenta terdorong untuk menampilkan kreativitasnya secara bebas.
“Kita bisa belajar dari sini. Sudahkah Indonesia memberi iklim kebebasan berekspresi bagi para pelaku ekonomi kreatif. Memang tidak semua elemen dari Korea bisa cocok diterapkan di negara lain. Namun, iklim seperti ini pantas untuk dibangun di Indonesia. Selanjutnya, kita harus menyiapkan talenta dan membangun promosi di pasar global,” katanya.
Korea menurut Umar sangat peduli untuk menyiapkan talenta-talentanya di industri kreatif. Sehingga pada tahun 2000-an, produk kultural Korea meledak dan dikenal di seluruh penjuru dunia, dari produk fesyen, tarian, musik, make up hingga produk berbasis video.
“Kejelian membaca pasar juga menjadi kunci sukses dari pelaku ekonomi kreatif di sana. Meski demikian, kita harus mengubah mindset. Kita tidak hanya berbangga dengan produk budaya, tetapi berpandangan bagaimana menjual produk itu di pasar global. Hal yang sama dilakukan oleh Korea. Mereka tidak bisa mengandalkan pasar negaranya sendiri. Mereka menyasar pasar global,” katanya.
Untuk menjangkau pasar global, Umar menekankan pentingnya inovasi dan teknologi. Teknologi memungkinkan produksi menjadi lebih efisien, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pasar global. “Kalau kita alergi dengan inovasi dan teknologi, upaya mencapai pasar global tidak jalan,” katanya.
Selain itu, talenta-talenta muda Indonesia berlu melakukan kolaborasu yang ajek dengan talenta-talenta muda Korea. Mereka perlu berinteraksi secara kontinu untuk menghasilkan karya-karya kreatif. “Yang menjadi modal jualan kita ke Korea dalah keberagaman. Ini yang harus kita jaga dan kita eksplorasi dalam bentuk-bentuk produk ekonomi kreatif,” pungkas Umar.