PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek saus sambal Jawara ke pasar lokal. Ini merupakan produk sambal yang menyasar segmen ritel alias konsumen akhir. Hal ini bisa dilihat dari rasa yang dihadirkan yaitu sambal bawang goreng.
Peluncuran Jawara semakin mempertegas hasrat Unilever untuk bisa mengambil pangsa pasar yang selama ini dikuasai oleh Sambal ABC produksi ABC-Heinz, serta sang runner up Sambal Indofood.
Hernie Raharja, Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan kehadiran Jawara dilatarbelakangi oleh pertumbuhan konsumsi sambal di dalam negeri yang menurut Euromonitor meningkat 12%-13% per tahun.
“Selain itu, kuliner bercita rasa pedas juga semakin diterima masyarakat. Tren kuliner seperti ayam geprek dan steak saus mata berpengaruh terhadap keinginan konsumen untuk terus mengonsumsi sambal,” kata dia.
Apalagi, berdasakan survei JakPat tahun 2016, sebanyak 94% responden menjadikan rasa pedas sebagai rasa favoritnya. Itu artinya, orang Indonesia pada umumnya menyukai rasa pedas, sehingga konsumsinya pun akan terus meningkat.
Dalam memastikan rantai pasok, Unilever bekerja sama dengan dua perusahaan teknologi rintisan, yaitu Prestani dan Eragano. Mereka akan menyalurkan hasil panen cabai petani lokal ke Unilever untuk digunakan sebagai bahan produksi Sambal Jawara.
Sementara, untuk urusan manufaktur, Unilever masih mempercayakan produksinya ke PT Sekar Laut Tbk yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Jawara hadir dengan dua pilihan tingkat kepedasan yaitu hot dan extra hot. Kemasan dari Jawara cukup bervariasi mulai dari kemasan botol, sachet, multipack, hingga kemasan pouch yang memiliki bentuk simpel untuk dibawa bepergian.
“Saya harap kehadiran Jawara dapat mengajak lebih banyak konsumen Indonesia untuk berani mengeksplorasi rasa pedas baru. Ini saatnya para pecinta kuliner untuk menguji lidah pedas mereka dengan merasakan sensasi saus sambal yang unik,” terang Hernie.
Jawara adalah merek ketujuh yang bergabung di kategori Food & Refreshment dengan mereknya antara lain Lipton, Sariwangi, Wall’s, Buavita, dan Bango. Pada kuartal pertama 2018, kategori ini berkontribusi 32% dari total penjualan Unilever di Indonesia.
Editor: Sigit Kurniawan