PT Unilever Indonesia Tbk meresmikan pabrik baru di Cikarang, Jawa Barat sebagai basis produksi bumbu masak, khususnya merek Royco dan Bango. Pabrik yang menelan investasi senilai Rp 820 miliar ini berkapasitas 7 miliar unit atau 330.000 ton per tahun.
Chief Supply Chain Officer Unilever Pier Luigi Sigismondi mengatakan, isu geopolitik, harga komoditas yang sangat fluktuatif, devaluasi mata uang, dan melemahnya pasar merupakan beberapa hal yang berdampak negatif terhadap kinerja rantai pasokan bisnis Unilever.
“Di tengah beragamnya tantangan yang ada, kami terus berupaya untuk memperkuat posisi kami untuk mewujudkan visi menumbuhkan bisnis dua kali lipat. Untuk itu, langkah-langkah strategis perlu kami ambil, salah satunya dengan melakukan investasi di negara yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan yang relatif baik seperti Indonesia,” katanya melalui siraan pers. Ia menambahkan “Kami percaya pabrik bumbu masak Royco dan Bango ini akan bisa memperkuat posisi kami di Indonesia”, ungkap Luigi.
Pabrik ini merupakan bagian dari investasi lima tahun Unilever di Indonesia yang sebesar Rp 8,5 trilliun. Nilai investasi yang sebesar Rp 820 miliar itu memang jauh dari rencana semula, yaitu Rp 500 miliar. Hal ini terjadi karena selain Unilever membutuhkan kapasitas yang lebih besar dari perencanaan, nilai investasi menjadi membengkak lantaran harga dolar yang naik.
Walau diterpa pelemahan ekonomi dan lesunya daya beli masyarakat, Unilever belum mau menunda realisasi investasinya di Indonesia. Terhitung hingga Juni 2015, investasi Unilever di Indonesia sudah mencapai Rp 600 miliar, dari target sebesar Rp 1,2 triliun. Dengan adanya pabrik baru ini, melengkapi delapan pabrik Unilever di nusantara, antara lain di Cikarang-Bekasi, Surabaya, dan Sei Mangkei-Sumatera Utara.
Pabrik yang memiliki luas bangunan 63.000 meter persegi ini diharapkan dapat memenuhi permintaan masyarakat hingga beberapa tahun mendatang. Selain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, pabrik tersebut juga akan memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika pada masa mendatang.
Sancoyo Antarikso, External Relations Director and Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk kepada Bisnis.com, mengatakan, segmen produk makanan memberikan sumbangsih 27% terhadap raihan pemasukan Unilever. Adapun Indonesia sendiri memberi kontribusi sebesar 2,5 miliar euro dari 50 miliar euro keuntungan Unilever global.