Universitas Mercu Buana Raih The Enviromental Campaign of The Year

marketeers article
Plant in the hand on green nature background Corporate social responsibility concept.

Di era teknologi digital, tak hanya efisiensi kerja yang dimaksimalkan Universitas Mercu Buana untuk menunjang operasional mereka. Mereka juga menjaga sustainabilitas dunia melalui penerapan konsep go-green.

Institusi pendidikan menjadi salah satu tempat yang tepat untuk memotori penerapan konsep go-green. Kampus dapat menjadi percontohan sekaligus penanaman karakter yang mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dalam upaya menjaga sustainabilitas alam. Universitas Mercu Buana (UMB) menjadi kampus percontohan yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi guna mendukung gerakan go-green.

Selain memiliki wilayah kampus yang hijau, UMB juga mengadopsi teknologi digital untuk mengurangi penggunaan kertas dalam setiap aktivitas yang ada di kampus tersebut. Salah satu dampak yang paling terasa adalah program Join UMB.

Dimulai sejak dua tahun lalu, UMB memungkinkan calon mahasiswa baru yang ingin mendaftar untuk meninggalkan cara-cara konvensional. Tidak ada lagi proses offline yang dilakukan. Sejak pendaftaran, ujian masuk, pengumuman, pembayaran, dan berbagai keperluan berkas diproses secara online. Data dari pemasaran secara otomatis akan ditarik oleh data akademik, yang selanjutnya diproses oleh bagian keuangan.

Menurut Direktur Pemasaran Universitas Mercu Buana M. Mukti Ali, selain dapat mengurangi penggunaan kertas, UMB merasakan efisiensi kerja dan peningkatan jumlah pendaftaran berkat kehadiran sistem ini. “Ada banyak penghematan yang dapat dilakukan. Bukan hanya biaya namun juga waktu,” kata Mukti. Dulu, UMB kerap melakukan tes pada hari minggu secara offline. Secara otomatis, mereka harus mengeluarkan dana berlebih untuk membayar para pengawas dan biaya operasional lain. “Kini, kami hanya perlu memantau traffic,” ungkap Mukti.

Bahkan, Mukti mengatakan ada peningkatan sekitar 20%-30% mahasiswa baru yang mendaftar dari rata-rata sekitar 10.000 pendaftar mahasiswa baru setiap tahun. “Tahun ini, kami juga kedatangan para pendaftar dari Malaysia. Calon mahasiswa baru dari daerah-daerah di luar area juga meningkat lantaran kami datang memasarkan ke daerah-daerah sambil menggelar tes online ini secara serentak di lokasi-lokasi tersebut. Mereka bisa dengan mudah mengunduh Join UMB di Google Play Store melalui perangkat Android mereka,” jelas Mukti.

Bukan tanpa tantangan, Mukti mengaku masih berada dalam tahap sosialisasi dengan sumber daya manusia yang ada. Namun ia meyakini, dari sisi target pasar mereka yang kian tahun kian muda, hal ini akan sangat bermanfaat dan relevan. Berbagai sistem perkuliahan lain juga dipermudah dan perlahan mulai meninggalkan penggunaan kertas, seperti pengurusan Kartu Rencana Studi (KRS).

Tak hanya itu, UMB tengah mempersiapkan kartu absensi mahasiswa yang dapat secara otomatis terkoneksi dengan orang tua mereka. Alhasil, pihak orang tua dapat mengontrol kehadiran anak-anak mereka di kampus. Termasuk, mengetahui berapa besar uang jajan yang digelontorkan putra-putri mereka di kantin kampus.

“Inovasi dan disrupsi teknologi bisa bergerak ke arah positif dan negatif. Sebagai organisasi pendidikan, kita harus menangkap ini sebagai peluang. Teknologi menjadi alat bagi kami untuk mendekatkan diri dengan konsumen, sekaligus meningkatkan efisiensi dari tujuan yang ingin kita capai. Antara lain mendukung sustainabilitas dunia dalam bentuk go-green,” papar Mukti.

Related