Unsung Konsep Instagramable, Pekan Rantau Melayu Digelar

marketeers article

Ada banyak cara mempromosikan kawasan potensial. Salah satunya dengan mengintegrasikan destinasi wisata dengan media sosial. Dengan konsep inilah, destinasi digital Pekan Rantau Melayu (PRM) akhirnya diluncurkan. Destinasi digital hadir di Hutan Kota, Jalan Thamrin Pekanbaru, Riau.

Meski baru, PRM langsung membuat heboh. Buktinya, destinasi digital ini ramai dikunjungi masyarakat Pekanbaru. Bahkan, ada pengunjung yang datang dari luar kota. Seperti Kabupaten Kampar dan Indragiri Hulu.

Destinasi digital PRM digelar pada 31 Maret hingga 2 April 2018. PRM melibatkan 60 peserta dari UMKM dan berbagai komunitas. Mereka menggelar lapak dengan berbagai macam dagangan. Misalnya, aneka makanan dan minuman khas melayu, olahan ikan, pakaian, produk berbahan kayu dan rotan, serta masih banyak lagi.

PRM juga memiliki hal-hal yang unik dan seru. Seperti pangkas rambut vintage, nobar film melayu, pembagian bibit pohon, ngopi Liberika Meranti gratis, aksi bersih-bersih, dan peluncuran peta pariwisata digital.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, Fahmizal Usman, PRM merupakan ruang bagi para pelaku UMKM, dan berbagai komunitas. Dengan konsep Instagramable, pasar ini sangat bagus untuk diunggah ke media sosial.

“Konsep PRM adalah ramah lingkungan dan mengusung tema kekinian. Kedepanya PRM akan menjadi cikal bakal destinasi digital berbentuk pasar permanen di Riau,” kata Fahmizal seperti dikutip dari keterangan resminya.

Fahmizal menambahkan, kesan digital PRM terlihat dari sistem pembayaran. Di PRM, pembayaran dilakukan dengan sistem non tunai. Karenanya, pasar ini juga tersedia juga kasir digital alias non tunai.

Pihak penyelenggara mempersiapkan aplikasi pembayaran yang dapat diunduh melalui telepon pintar dengan jaringan internet yang telah disediakan panitia.

Salah seorang pengunjung, Raden Christianto (32), mengaku mendapat informasi tentang PRM melalui media sosial instagram dan Facebook. Menurutnya, PRM yang lumayan sedang viral.

“Awalnya mengetahui acara ini dari media sosial, banyak berbagai macam kegiatan, diantaranya pangkas rambut. Dan akhirnya saya datang ke pasar ini dengan niat pangkas rambut,” tuturnya.

“Tempat pangkas rambutnya lumayan keren, di DPR (di bawah pohon rindang), mengingatkan masa kecil dulu. Kegiatan lainya pun tak kalah menarik. Pokoknya puaslah bisa datang ke Destinasi digital ini,” pungkasnya.

Destinasi digital ini sangat atraktif. Pengunjung diajak ikut dalam berbagai macam kegiatan. Seperti pasar rakyat, bazaar kreatif, demo masak dengan menghadirkan Chef Steby Rafael, aksi relawan muda Riau, panggung seni kreatif,

Untuk pengunjung yang rindu dengan masa lalu, PRM juga menyediakan Laberzo (laman bermain zaman old). Isinya adalah lomba bakiak, enggrang, tam tan buku, congklak, diskusi pemerhati lingkungan, kenduri durian, dongeng cerita rakyat, workshop kuliner, lomba masak nasi lemak, lomba fotografi, dan bincang kedai kopi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik hadirnya destinasi digital Pekan Rantau Melayu. menurutnya, PRM harus disetting kekinian, sesuai keinginan kids zaman now.

“Di banyak forum, saya sering mempresentasikan Destinasi Digital. Sebuah destinasi yang heboh di dunia maya, viral di media sosial, dan nge-hits di Instagram. Kids Zaman Now sering menyebut diferensiasi produk destinasi baru ini dengan istilah “Instagramable”,” tutur Arief Yahya.

Dijelaskannya, syarat utama membangun destinasi baru ini adalah harus layak foto atau fotogenik. “Ciptakan 1.001 spot foto yang melahirkan banyak impresi. Ketika orang berdiri di sana, 360 derajat plus atas, plus bawah, penuh dengan objek foto,” paparnya.

Menurut Menteri asal Banyuwangi ini, yang harus dibayangkan oleh desainer destinasi digital adalah gambar di layar ponsel ketika hendak di-capture.

“Semua sudut menjadi surga buat fotografer dan videografer. Temukan sensasi gambar dan suasana destinasi yang tidak ada di tempat lain, semakin eksklusif semakin mengundang orang datang,” tutur Arief.

Related