Untuk Public Relations, Ini Do’s & Don’ts Membuat Siaran Pers

marketeers article

If I was down to my last dollar, I would spend it on public relations” (Bill Gates, pendiri Microsoft)

Pernyataan orang terkaya dunia ini menunjukkan betapa penting fungsi kehumasan bagi sebuah perusahaan. Kegiatan kehumasan atau public relations pada dasarnya investasi untuk melindungi, merawat, membangun dan mengelola reputasi perusahaan. Gates menyadari itu. Bahkan, ia akan membelanjakan uang terakhirnya untuk kegiatan kehumasan.

Siaran pers menjadi senjata ampuh bagi humas untuk membangun dan mengelola reputasi perusahaan. Biayanya pun murah. Staf humas hanya perlu dibekali keterampilan menulis. Agar mereka mampu mengemas siaran pers bernilai berita, enak dibaca dan mudah dipahami.

Ada delapan hal yang harus dilakukan dan jangan dilakukan ketika menulis siaran pers menurut Tempo Institute. Apa saja?

Yang mesti dilakukan

  • Eye Catcher 

Buatlah judul berita sebagai “eye-catcher.” Judul berita harus menarik perhatian wartawan, membuatnya ingin tahu lebih banyak.

  • Lead Memikat

Lead atau paragraf pertama harus mampu memikat pembaca. Tulislah secara ringkas dan padat apa yang sedang terjadi.

  • 5W +1H

Menjelaskan informasi 5W +1H secara jernih: siapa (who), apa (what), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Agar pembaca memahami konteks yang sedang disampaikan oleh perusahaan.

  • Narahubung

Tulislah secara lengkap; nama, jabatan, email, dan nomor HP. Ini akan memudahkan wartawan untuk mengkonfirmasi bahkan mendalami informasi siaran pers yang didapatnya.

  • ### (tagar)

Letakkan tanda tagar ‘###’ ini sebagai penutup siaran pers Anda. Tanda tiga pagar yang diletakkan di tengah pada akhir tulisan lazim digunakan dalam jurnalistik.

Yang jangan dilakukan

  • Buang kata yang sia-sia

Hindari kalimat dan paragraf yang panjang-panjang. Hindari pengulangan dan jangan menggunakan jargon.

  • Jangan blast

Jangan mem-blast siaran pers yang sama ke semua media. Susun siaran pers untuk media spesifik, bahkan reporter yang spesifik peliput di bidang Anda. Info ini bisa dicari di situs media masing-masing.

  • Jangan kirim hasil scan

Jangan scan siaran pers Anda, kemudian mengirimnya dengan format jpeg. Itu membuang-buang waktu redaktur. Masukkan siaran pers di dalam tubuh e-mail, bukan sebagai lampiran. Jika terpaksa pakai lampiran, gunakan file plain text atau Rich Text Format. Word docs boleh, tapi simpanlah versi dalam doc.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related