Untuk Tembus ASEAN, Kosmetik Lokal Mutlak Miliki Strategi yang Andal

marketeers article

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadikan para pelaku di industri pun bersiap-siap seperti pelaku industri lainnya. MEA ini sebenarnya akan membuka pasar dan memacu pelaku usaha kosmetik untuk maju. Para pelaku industri kecantikan di ASEAN pun perlu terhubung dan berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan bisnis yang sinergis. 

Nuning S. Barwa, President ASEAN Cosmetics Association (ACA) mengatakan bahwa perkembangan kosmetik ASEAN sangat pesat di masing-masing negara. Menurutnya, masing-masing negara berusaha mengikuti peraturan yang baru untuk 10 negara tersebut.  Peraturan tersebut dimulai pada tahun 2003 yaitu adanya ASEAN Cosmetics Directive yang memuat petunjuk pelaksanaan. Lalu, tahun 2008 dimulailah Harmonisasi ASEAN dalam bidang regulasi kosmetik.

“Indonesia baru memulainya pada tahun 2011. Hal ini dikarenakan banyak kendala yang dihadapi, misalnya terkait geografis. Indonesia terdiri dari 1.700 pulau, maka pemerintah harus melakukan pengawasan yang ketat,” ujar Nuning kepada Marketeers.

Selain itu, lanjut Nuning, adanya perubahan dari registrasi menjadi notifikasi produk. Dalam sistem registrasi, pemerintah akan mengawasi sejak awal produk yang akan dipasarkan. Sedangkan notifikasi, perusahaan hanya cukup memberitahukan ke pemerintah bahwa mereka akan menjual produk kosmetik. Dengan sistem notifikasi ini, perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk di kawasan ASEAN harus bertanggung jawab penuh terhadap produknya.

“Produk kosmetik harus terjamin keamanannya. Jadi, industri juga harus melengkapi data-data terkait keamanan produk yang disebut dokumen informasi produk yang diperiksa oleh Safety Assessment,” tambahnya.

Nuning mengatakan sejak diberlakukannya notifikasi dalam waktu empat tahun ini, banyak produk impor yang semakin menyerbu Indonesia. Maka, usaha kami dari asosiasi, sambung Nuning, adalah membangitkan industri kosmetik lokal. Salah satu yang dilakukan ACA baru-baru ini adalah menyelengarakan ASEAN Cosmetics Leaders Forum awal bulan ini sebagai wadah berbagi informasi para pelaku usaha kecantikan. “Prinsip kami di asosiasi adalah membantu mereka agar bisa bekerjasama dengan PMA  karena PMA ini punya ahli. Dengan begitu, mereka mampu membantu perusahaan kecil yang memiliki masalah dalam sumber daya manusia,” kata Nuning.

Menurut Nuning, kesulitan pemain lokal untuk melebarkan sayap bisnis mereka ke wilayan ASEAN adalah masalah partner. “Jika ingin ekspor, mereka harus banyak investasi. Jadi, mereka harus mempunyai entry strategy yang andal untuk memasuki ASEAN, salah satunya adalah dengan menemukan partner yang tepat,” pungkas Nuning.

Related

award
SPSAwArDS