Bank Jawa Timur (Bank Jatim) menyadari pentingnya peran UKM di daerah untuk mendorong peningkatan perekonomian daerah. Apalagi Bank Jatim mencatat adanya penurunan transaksi yang terjadi selama pandemi, dan paling besar berasal dari pelaku UKM di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan.
“Tahun 2019, Bank Jatim tumbuh 30,65% di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan. Sementara awal tahun 2020 pertumbuhan turun ke 5,43% akibat adanya pandemi,” papar Ferdian Timur Satyagraha, Pgs. Direktur Utama Bank Jatim.
Penurunan ini dinilai dapat mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Apalagi, sebagian besar perekonomian Jawa Timur bergantung pada kondisi di pertanian. Untuk itulah Bank Jatim menginisiasi berbagai program untuk membantu pelaku UKM di daerah ini. Tujuannya untuk menstimulasi pemulihan sektor pertanian sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV tahun 2020.
Selama pandemi, Bank Jatim kembali mendorong penggunaan Tabungan SiUMI kepada para pelaku UKM. Program tabungan dengan kepanjangan Siklus Mikro Kecil ini ditargetkan sebagai alat untuk kembali menggerakkan sektor ekonomi produktif. Lewat program ini Bank Jatim menawarkan bundling tabungan dan kredit SiUMI.
Lebih lanjut, melalui program ini juga para pelaku UKM dapat membuka tabungan yang dilengkapi dengan kartu ATM. Sehingga, transaksi yang dilakukan akan lebih mudah. Tidak hanya itu, nasabah program ini juga bisa mengakses layanan perbankan Bank Jatim seperti kredit untuk mendanai usahanya.
“Kami juga mendorong mereka untuk mulai menggunakan layanan digital UKM, yaitu Jatim Kilat dan e-form. Program pembiayaan ini diharapkan dapat mendorong kebangkitan UKM di tengah kondisi pandemi, terutama para petani dan pelaku UKM di bidang agrikultur,” lanjut Ferdian.
Jatim Kilat merupakan program pembiayaan berbentuk kredit usaha yang nilainya hingga Rp 50 juta. Jika membutuhkan kredit dalam jumlah lebih besar, pelaku UKM bisa mengisi e-form dan mengajukan kredit secara digital.
“Kami optimistis program SiUMI, Jatim Kilat, dan e-form dapat memberikan angin segar bagi pelaku usaha di bidang agro industri dan mengembalikan nafas perekonomian di Jawa Timur,” tutup Ferdian.
Editor: Ramadhan Triwijanarko