Sejak pandemi, ada kebutuhan masyarakat untuk menjadi lebih peka terhadap persiapan masa depan. Hal ini pun ditangkap oleh Bank DBS yang terus mengambil langkah untuk mendukung program pemerintah serta mengajak nasabah untuk menjadi lebih berani berinvestasi, mendorong democratization of wealth.
“Kami menghadirkan produk instrumen investasi yang bisa diambil hanya dalam satu aplikasi. Penempatan awalnya minimal Rp 100 ribu. Kami ingin mengajak nasabah atau calon nasabah lebih aktif lagi,” jelas Erline Diani, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia pada talkshow dalam rangkaian acara anniversary digibank by DBS yang ke-5 beberapa waktu lalu.
Tak hanya menyediakan produk, Bank DBS juga menyadari pentingnya melakukan edukasi. Sebab itu, dalam beberapa waktu terakhir, setidaknya mereka telah menyelenggarakan kelas online untuk hampir 90 ribu audiens dari lima kota besar di Indonesia.
Bank DBS menyadari bahwa saat ini minat masyarakat terhadap instrumen investasi terus meningkat. Hal tersebut tampak dari data internal perusahaan yang menunjukkan bahwa selama dua tahun terakhir sejak meluncurkan instrumen investasi digital, sudah banyak saldo nasabah yang berpindah ke instrumen investasi setidaknya sekitar 25%.
“Democratization of wealth terus kami dorong. Dulu investasi hanya bisa dilakukan oleh golongan tertentu. Kini, kami berpikir bagaimana orang bisa berinvestasi dari angka yang ringan, misalnya hanya dengan Rp 10 ribu,” jelas Rudy Tandjung, Director Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia.
Perkembangan minat investasi di tengah masyarakat terus meningkat pesat. Instrumen investasi juga semakin beragam. Bank DBS melihat peluang ini untuk terus mengembangkan layanan mereka terkait investasi. “Kami membuat produknya available untuk semua, kemudian kami juga ingin membuat layanannya available untuk semua,” tegas Rudy.
Ia menambahkan dengan democratization of wealth ini, Bank DBS ingin menarik upper mass market. Namun, tidak menutup kemungkinan juga untuk masuk ke segmen lainnya.
“Sejak pandemi ada penurunan suku bunga, return untuk nasabah juga berkurang. Karena itu, kami mengedukasi nasabah agar tidak hanya menabung atau menyimpan uangnya di deposito. Kami ingin menunjukkan untuk mendapatkan return, ada ratusan instrumen investasi yang bisa dipilih,” tutup Rudy.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz