Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), populasi masyarakat produktif Indonesia berusia 15 hingga 64 diproyeksikan mencapai 179,1 juta orang pada tahun 2020. Generasi milenial diperkirakan akan mencapai sekitar 63,5 juta orang. Generasi ini merupakan generasi yang cukup melek pada masa depan.
Kesadaran mereka pada persiapan dana hari tua terlihat mulai meningkat. Saat sedang dalam masa produktif, mereka perlu mempersiapkan dana jaminan hari tua. Meski begitu, sebuah survei menyebutkan, sebagian besar orang Indonesia belum siap dalam menghadapi masa pensiun. Baru sedikit yang telah menabung untuk pensiun. Bahkan, masih ada sebagian kalangan yang mengharapkan dapat suntikan finansial dari anak ketika masuk usia pensiun.
Padahal, persiapan menuju masa pensiun merupakan tujuan utama dalam perencanaan keuangan. Hal ini berlaku untuk seluruh karyawan, baik karyawan swasta maupun pegawai negeri. Hal ini yang disadari oleh Bank BNI melalui salah satu divisi mereka, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), BNI Simponi. DPLK sudah ada sejak tahun sejak tahun 1994 berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dalam beberapa tahun terakhir, DPLK BNI berhasil menjadi pemain besar lembaga pengelola dana pensiun.
“Kami sudah hadir sejak 26 tahun lalu dan mampu melewati dua kali krisis dengan capaian yang positif. Itu yang membuat kami berhasil seperti sekarang ini,” tutur I Wayan Sridana, Manager Product DPLK BNI.
Produk dana pensiun dari BNI menyasar dua segmen, yakni individu dan kolektif. Untuk peserta individu, DPLK BNI menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dengan produknya bernama BNI Simponi (Simpanan Pensiun BNI). BNI Simponi merupakan program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun peserta berdasarkan besaran iuran yang ditentukan di awal dan peserta mendapatkan manfaat pensiun didasarkan pada Iuran dan hasil pengembangan yang diperoleh di DPLK.
Untuk peserta kelompok, DPLK BNI juga menyelenggarakan PPIP. PPIP merupakan program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun peserta berdasarkan besaran iuran yang ditentukan di awal dan peserta mendapatkan manfaat pensiun didasarkan pada iuran dan hasil pengembangan yang diperoleh di DPLK serta dibukukan terhadap rekening atas nama masing-masing karyawan. Sumber iuran peserta dapat berasal dari perusahaan pemberi kerja atau hasil sharing antara setoran karyawan dan perusahaan.
Peserta kelompok memiliki hak sama dengan individu. Kecuali untuk hal-hal tertentu, ditentukan sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada pemberi kerja. Seperti Pensiun Normal, Pensiun Dipercepat, Pensiun Cacat, dan Pensiun Meninggal. Untuk dana setoran awal bisa mulai dari Rp 250 ribu dan dana setoran tiap bulannya mulai dari Rp 50 ribu.
Menurut Wayan di situasi pandemi seperti sekarang ini, kesadaran pada persiapan dana pensiun semakin tinggi. Pandemi menyebabkan kesadaran kepada banyak orang bahwa kesehatan finansial menjadi sangat penting. “Kondisi ini mengajarkan kita semua untuk menyiapkan dana darurat baik dalam jangka pendek dan Panjang,” jelas Wayan.
Wayan menilai dana pensiun bisa menjadi alternatif investasi, baik jangka pendek maupun panjang. Pencairan dana pensiun pada program DPLK BNI bisa dilakukan mulai umur 30 tahun. Menurutnya, produk dana pensiun memiliki imbal balik yang kompetitif, yakni sebesar 7,40%, berapa pun dana pensiun yang disetor oleh tiap nasabah. Selain itu, pencairan dana pensiun juga bebas dari pajak, sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.
Mengikuti perkembangan waktu dan teknologi, produk dana pensiun dari BNI juga sudah menerapkan serangkaian teknologi digital. Melalui aplikasi BNI Simponi, peserta bisa melakukan pendaftaran hingga mengecek status.
“Sekarang arahnya semua sudah digital dan kami ingin mengedepankan model jemput bola. Ke depannya, semuanya bisa dilakukan secara digital. Tapi, untuk pencairan sebagai bagian dari proses mitigasi risiko akan dilakukan dengan lebih ketat,” kata Wayan.
Strategi komunikasinya sudah menggunakan kanal online dan offline. Salah satunya dengan melakukan Program Literasi. Program ini adalah pelatihan perencanaan keuangan kepada nasabah aktif dan calon nasabah DPLK BNI secara offline maupun online. Tercatat, sejak awal tahun sampai dengan Juni 2020 terdapat 992 Instansi mengikuti program yang dilakukan oleh DPLK BNI di seluruh Indonesia.
Selain itu, DPLK BNI juga mengenalkan literasi keuangan pada nasabah dengan menggunakan live streaming. Mengombinasikan antara perencanaan keuangan dengan simulasi perhitungan BNI Simponi yang dapat diakses melalui aplikasi digital dan website.
Program literasi ini juga mengundang para pakar perencana keuangan profesional dan figur publik. Kombinasi ini memungkinkan nasabah dan calon nasabah dapat melalukan perencanaan keuangan di mana pun dan kapan pun secara mandiri. “Untuk strategi komunikasi kami juga banyak bermain dengan visual melalui satu pesan khusus per visual. Kami melakukan segmentasi khusus untuk para calon nasabah,” lanjut Wayan.
Berkat upaya ini, sampai tengah tahun 2020, tercatat ada penambahan 27 ribu peserta. Terdiri dari nasabah kolektif maupun individu dengan penambahan dana sebesar Rp 116,2 miliar.
_____
DPLK BNI adalah pemenang Marketeers Omni Brands of the Year