Upaya GoBear Indonesia Bangun Literasi Keuangan

marketeers article

Situs komparasi produk keuangan GoBear baru saja mengeluarkan GoBear Financial Health Index (FHI). GoBear FHI merupakan hasil studi terkait kesehatan keuangan masyarakat Asia, termasuk Indonesia. Atas dasar riset ini, GoBear Indonesia kian optimistis untuk menjawab persoalan keuangan masyarakat.

“Kondisi keuangan orang Indonesia ini unik. Menurut riset Google Temasek, terdapat 90 juta dewasa di sini yang belum memiliki rekening bank. Tujuan kami hadir agar masyarakat bisa memiliki akses terhadap produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan profil mereka,” Tris Rasika, Country Director GoBear Indonesia di Jakarta, Rabu (30/10/2019).

GoBear sendiri telah hadir di tujuh negara di Asia. Selain Indonesia, GoBear juga telah melayani pasar Singapura, Hong Kong SAR, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. GoBear Indonesia sudah tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tergabung sebagai anggota di Asosiasi Fintech Indonesia
(AFTECH).

Di Indonesia, supermarket produk keuangan ini telah hadir sejak Juni 2018 dan efektif berjualan pada Maret 2019. Mereka pun mencoba membaca karakter pasar Indonesia melalui FHI. Di dalamnya, banyak sekali temuan menarik yang akan mereka coba jawab.

Menurut hasil studi FHI, orang Indonesia baru memulai perencanaan keuangan terkait pensiun pada usia 41 tahun. Pasalnya, Orang Indonesia merasa aman secara keuangan (nilai 7.5 dari skala 1-10). Tetapi, hanya 37% dari mereka yang memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan hidup lebih dari 6 bulan bila mereka kehilangan sumber pendapatan utamanya.

“Lewat situs GoBear, siapa pun bisa mengakses produk keuangan yang dicari, secara sederhana dan transparan. Para pengguna hanya perlu memasukkan profil dan akan keluar rekomendasi produk keuangan yang paling tepat dan sesuai dengan profilnya. Mereka juga dapat membandingkan produk keuangan yang tersedia dengan lebih mudah,” jelas Tris.

Salah satu keunggulan GoBear adalah sistem yang simpel dengan bahasa yang mudah dipahami. Perusahaan yang pertama kali hadir di Singapura ini pun ingin mengubah stigma bahwa industri keuangan itu tidak sulit untuk dipahami.

“Saat ini, kami memiliki 1.800 produk dari lebih 100 partner institusi keuangan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan asuransi. Secara total, kami telah memiliki 40 juta pengguna di tujuh negara,” tutup Tris.

Editor: Sigit Kurniawan

Related