Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) berupaya untuk memerangi masalah stunting yang serius di Indonesia. Dalam hal ini, GPFI bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo dan BKKBN, menyelenggarakan Kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak, Kamis (7/9/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan di Graha Saba Buana Kota Solo ini menjadi salah satu rangkaian pra–event Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI tahun 2023 dengan tema “Transformasi & Sinergi Pelaku Usaha Farmasi Untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan”.
Angka stunting di Indonesia terus menurun setiap tahunnya. Namun, berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih mencapai 21,6% pada tahun 2022.
Angka ini masih berada di atas standar WHO dengan prevalensi stunting di bawah 20%. Dengan demikian, percepatan penurunan stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah.
BACA JUGA: Luhut Ungkap Krisis Iklim Sebabkan 3 Juta Kematian
Dengan target penurunan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024, pemerintah mengundang seluruh pihak untuk mendukung hal ini. GPFI pun menangkap hal tersebut melalui penyelenggaraan kegiatan edukasi ini.
Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan upaya pencegahannya kepada masyarakat. Terutama, kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan para bidan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan anak-anak sejak awal kehidupan mereka.
Sebanyak 1.000 peserta yang terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan hadir pada kegiatan edukasi ini. Peserta mendapatkan wawasan tentang stunting dan strategi pencegahannya melalui berbagai kegiatan informatif dan interaktif.
BACA JUGA: Bayer Perangi Stunting lewat CETING
Andreas Bayu Aji, Sekretaris Jenderal GPFI menyampaikan stunting menjadi tugas bersama yang harus segera diselesaikan. Dengan bersatunya semua pihak, termasuk perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat, akan tercipta perubahan positif dalam upaya pencegahan stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
“Kegiatan kepedulian GPFI dalam mencegah stunting sudah kami mulai sejak tahun 2022 dengan memberikan vitamin dan suplemen untuk anak di daerah terluar Indonesia. Mulai dari Puncak Jaya, Papua, dilanjut dengan kegiatan di Pulau Buru, Maluku dan Larantuka, Flores Timur, NTT,” ujar Andreas.
Hal senada disampaikan oleh Eka Sulistya Ediningsih, Kepala BKKBN Jawa Tengah. Ia menyampaikan Momen 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak adalah periode penting dalam pembentukan kesehatan anak-anak. Menurutnya, dengan edukasi yang tepat, anak-anak dapat mencapai masa depan yang lebih baik.
“Pencegahan stunting adalah salah satu prioritas kami. Kerja sama dengan GPFI dan Pemerintah Kota Solo adalah langkah yang sangat positif dalam mencapai tujuan ini,” kata Eka.
GPFI bersama BKKBN dan Pemerintah Kota Solo berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mengatasi permasalahan stunting di Indonesia. Ketiga pihak ini percaya bahwa melalui edukasi dan kolaborasi, masa depan anak Indonesia yang lebih cerah dapat terwujud.
“Pemerintah Kota Solo berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak kita. Hari ini adalah bukti nyata bahwa ketika Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat saling bergandengan tangan, kita dapat mencapai hasil yang luar biasa dalam pencegahan stunting,” tutur dr. Siti Wahyuningsih, M.Kes., M.H selaku Wakil Wali Kota Solo.
Editor: Ranto Rajagukguk