Upaya Kemenlu Menggali Tantangan Diplomasi di Era Digital

marketeers article
Diplomacy rubber stamp. Grunge design with dust scratches. Effects can be easily removed for a clean, crisp look. Color is easily changed.

Praktik diplomasi dalam hubungan international secara tradisional terjadi melalui komunikasi yang terkontrol dari, dan antara badan-badan dan lembaga internasional, kedutaan, dan pemerintah. Tren di era kini, dengan akses yang lebih baik terhadap internet dan teknologi digital, diplomasi kini juga telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital.

“Diplomasi digital menghubungkan antarindividu, kita menyebutnya diplomasi membumi, antara manusia dan diplomasi. Inovasi dan diplomasi digital telah menjadi kebutuhan,” kata  Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republi  Indonesia dalam siaran persnya.

Mengapresiasi dinamika dari perubahan-perubahan ini, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Pulse Lab Jakarta, dan Diplo Foundation menyelenggarakan seminar internasional tentang diplomasi digital pada 12 Juli 2018. Tujuannya untuk mengetahui beberapa tantangan dan peluang-peluang baru yang muncul.

Jovan Kurbalija, Direktur DiploFoundation, berbicara luas tentang berbagai pengalaman diplomasi digital yang memanfaatkan situs jejaring sosial. “Di era digital, penggunaan media sosial untuk diplomasi telah menjadi kebutuhan. Hampir semua pemimpin global saat ini memiliki akun Facebook dan Twitter dan menggunakannya sebagai saluran diplomasi,” katanya.

Seminar membahas pengalaman-pengalaman keberhasilan dan tantangan diplomasi digital, hingga pengaruh diplomasi digital pada kegiatan diplomatik. Termasuk sejumlah diskusi contoh interaksi sehari-hari dan tantangan ke depan yang dihadapi diplomasi digital.

“Bagaimanapun, diplomasi digital memiliki peluang dan potensi yang lebih besar dari sekedar pemanfaatan tren media sosial. Seminar ini memfasilitasi banyak dialog berkaitan tema ini,” tutup Jovan.

Sejumlah praktisi diplomasi bergabung dalam seminar ini, diantaranya Allaster Cox, Wakil Duta Besar Kedutaan Australia; Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Kedutaan Denmark; Profesor Jovan Kurbalija, Direktur dan Pendiri DiploFoundation, dan Derval Usher, Kepala Pulse Lab Jakarta.

    Related