Berawal dari sebuah game bergenre horor, DreadOut belum lama ini diangkat ke layar lebar dan sudah bisa disaksikan sejak awal tahun. Upaya ini dilakukan oleh PT Lyto Datarindo Fortuna (Lyto) bekerja sama dengan PT Digital Semantika. Keduanya pun bermisi untuk menjadikan DreadOut sebagai produk global dengan mengincar segmentasi dari kalangan gamers dan penggemar film horor.
“DreadOut merupakan film pertama di Indonesia yang diangkat dari game online. Di proyek ini kita ingin menggabungkan selera gamer dengan penggemar layar lebar,” ujar CEO Lyto, Andi Suryanto pada acara konferensi pers beberapa waktu lalu.
Andi menambahkan bahwa melalui penetrasi ke bisnis film ini, diharapkan peminat game mereka bisa terdongkrak. Dia menyebut dari sisi tren penggemar game sebenarnya terus bertambah, namun untuk Indonesia masih fluktuatif. Untuk itu, perusahaan berharap ada peningkatan signifikan bagi penggemar game DreadOut di Indonesia. Film ini pun ditargetkan akan ditonton sebanyak 1,5 juta penonton.
Andi pun berencana untuk memasarkan film ini ke negara lain. Selain meluncurkan film sebelumnya DreadOut juga sudah dipasarkan dalam bentuk karya tulis. “Kami sudah ada komik lalu ke buku dan novel,” tutupnya.
Editor: Sigit Kurniawan