Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada berupaya mewujudkan target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak di kota Surabaya pada tahun 2018. Hal ini sebagai bentuk perwujudan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rakyat (RPJMN) tahun 2015-2019. Program ini juga masuk ke dalam rangkaian bidang Cipta Karya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tantangan 100% akses air minum tersebut dirasakan cukup berat mengingat kualitas dan kuatitas air di suatu daerah cenderung datar atau menurun. Hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan air bersih masyarakat, yang semakin lama akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang ada.
“Saat ini, sebanyak 91,79% cakupan layanan akses air minum sudah dipenuhi oleh PDAM untuk wilayah kota Surabaya. Kami harus satu langkah lebih cepat dari target pemerintah yang menargetkan pemenuhan 100% pada tahun 2019. Tersisa sebanyak 130.000 sambungan rumah di Surabaya yang belum terpenuhi kebutuhannya, kami yakin target ini dapat tercapai selama tiga tahun,” kata Ashari Mardiono, Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, kepada Marketeers, Selasa (24/03/15)
Perusahaan yang telah melayani kebutuhan air sejak tahun 1893 ini telah mengirimkan lebih dari 214 juta m3 air pada tahun 2014. Kapasitasnya saat itu sebesar 0.830 liter per detik. Sebanyak 10.500 liter per detik berasal dari air permukaan kali Brantas dan 330 liter per detik sisanya berasal dari air sumber luar kota.
Volume tersebut masih sebanding dengan kebutuhan rata-rata air bersih untuk penduduk di Surabaya, yakni sebanyak 180 hingga 190 liter per hari. Sebenarnya, konsumsi air bersih ini temasuk pada kategori sangat boros mengingat standar WHO hanya 65 liter per orang selama satu hari.
Wilayah yang masih belum tersentuh oleh PDAM adalah daerah perluasan baru, yang terletak di bagian Barat menuju ke Utara kota Surabaya. PDAM meyakini target pemenuhan 100% air minum pada tahun 2018 bisa digapai. Optimisme ini didukung oleh survei yang menyatakan kecepatan pertumbuhan pelanggan setiap tahunnya mencapai angka 3% atau sama dengan 20.000 pelanggan baru dari tiga juta penduduk yang ada di Surabaya.
Ashari mengatakan pengelolaan air sebetunya merupakan hal yang tidak rumit. Asalkan para pemangku kepentingan harus bekerjasama. “Para pemangku kepentingan seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan LSM lingkungan harus diajak secara intensif berbicara mengenai isu yang ada mengenai keselarasan perilaku masyarakat dalam memperlakukan air, mengingat budaya dalam memperlakukan air juga penting,” tambah Ashari.
Di sisi lain, berdasarkan data dari PDAM, perusahaan ini mengalami kehilangan air sebanyak 26%. Untuk menjaga ketersediaan air, PDAM memanfaatkan teknologi dengan membangun District Meter Area (DMA) dan pembaruan pipa-pipa yang sudah relatif tua yang berfungsi untuk mengurangi kebocoran air PDAM. PDAM juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar memperlakukan air dengan hemat dan cerdas.