Upaya Pemerintah Jawa Barat Permudah Investasi dari Segala Sisi

marketeers article
21223888 shady image of a business team discussing the latest financial results

Menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia, Jawa Barat merupakan primadona bagi para investor. Bayangkan saja, dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, 60% industri berada di kawasan ini. Terdapat begitu banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah ini. Tidak hanya itu, pemerintah provinsi Jawa Barat telah menyiapkan berbagai inisiasi guna mengakselerasi percepatan investasi di provinsi ini.

Posisi Jawa Barat kian potensial, mengingat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terhitung stabil beriringan dengan perekonomian nasional. Dengan luas area 35,377.76 square kilometres, provinsi Jawa Barat memiliki jumlah populasi mencapai 48 juta penduduk atau 18.1% dari total populasi di Indonesia. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sekitar 1.34% per tahun. Pada tahun 2021, total populasi penduduk di Jawa Barat diproyeksi mencapai 50 juta orang.

“Proyeksi bonus demografi ini dapat membantu kita untuk mendongkrak perekonomian di Jawa Barat maupun secara nasional. Tentunya, hal ini dapat dilakukan jika kita mampu menangkap dan mengatur peluang ini dengan baik. Anda bisa bayangkan dengan pertumbuhan perekonomian yang baik, jumlah populasi yang tinggi, dan daya beli yang terus bertumbbuh menjadi potensi besar yang bisa kita manfaatkan,” terang Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.

Dengan jumlah populasi terbesar di Indonesia, hal ini secara jelas menunjukkan Jawa Barat menjadi pasar terbesar yang potensial dengan pertumbuhan jumlah middle-class households.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Jawa Barat berhasil tumbuh 5.5% pada tahun 2018. Pencapaian tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia. Pada tahun 2019, pertumbuhan provinsi ini diproyeksi berkisar 5.3%-5.7%. Inflasi di provinsi Jawa Barat juga terjaga. Tahun 2019, target inflasi berkisar 3.5±1%.

Tak heran jika Jawa Barat menjadi primadona bagi para investor, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam enam tahun terakhir, Jawa Barat menjadi provinsi dengan total investasi terealisasi yang tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Tahun 2018, total investment realization di Jawa Barat menyentuh angka Rp 116.9 triliun.

Ada berbagai proyek menarik di bidang infrastruktur yang bisa dilirik para investor. Beberapa diantaranya adalah Monorail Bandung Raya, Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah Legok Nangka, Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampa Ciayumajakuning, Sistem Pengolahan Air Minum Jatigede, Sistem Pengolahan Air Minum Bandung Raya, Aerocity Bandara Internasional Jawa Barat, Kawasan Industri Segita Rebana (Subang-Cirebon-Majalengka); dan Kawasan Ekonomi Khusus di Jawa Barat.

Berbagai persoalan birokrasi telah dipangkas dengan satu sistem yang terintegrasi, bernama Online Single Submission (OSS). Melalui sistem ini, para investor dapat dengan mudah melakukan proses perizinan dalam rangka berinvestasi di wilayah Jawa Barat. Para investor tidak perlu lagi berurusan dengan banyak pighak, semua urusan terintegrasi dari satu pintu. Skemanya adalah para investor hanya perlu masuk ke OSS dan langsung terhubung dengan semua daerah dan kementerian terkait.

“Jika sebelumnya para investor yang datang ke Indonesia harus membuat akte perusahaan di Kementerian Hukum dan HAM, lalu izin investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kemudian membawa tenaga ahli dari negara lain ke imigrasi dan ketenagakerjaan, hingga berurusan dengan persoalan ekspor-impor di Kementerian Perdagangan, kini seluruh izin dapat selesai secara otomatis dari satu pintu,” terang Deni Rusyana, Kepala Seksi Promosi dan Kerja Sama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sudah mencegah korupsi dengan menggunakan teknologi e-budgeting. Program ini memungkinkan pemerintah dapat melihat dan memangkas dana yang tidak penting.

Expanding Connectivity Support

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya memeratakan investasi di kawasan Jawa Barat agar tidak hanya terpusat di kawasan penyangga ibu kota, seperti Bekasi, Depok, dan Bogor. Hal ini dilakukan dengan membangun konektivitas pendukung di kawasan Segitiga Rebana.

Cirebon, Patimban, dan Majalengka merupakan daerah yang tercakup dalam kawasan Segitiga Rebana. Daerah tersebut akan didorong menjadi pusat industri paling maju di Indonesia. Bahkan, Gubernur Jawa Barat berencana untuk memindahkan seluruh industri yang berada di sekitar aliran Sungai Citarum ke kawasan Segitiga Rebana. Pasalnya, kawasan ini dinilai memiliki potensi yang besar.

Selain harga tanah yang masih murah, kawasan ini juga memiliki upah minimum regional yang kompetitif. Tingkat upah minimum di Cirebon adalah IDR 2.045.422 atau US$ 145,69, sementara Majalengka berkisar IDR 1.791.693 atau US$ 127,61, dan Subang senilai IDR 2.732.899 atau US$ 194,65. Jelas, hal ini menjadi daya tarik yang menggoda bagi para investor untuk berinvestasi di kawasan Segitiga Rebana.

Guna mewujudkan kawasan ini sebagai kekuatan baru perekonomian Jawa Barat, dukungan infrastruktur pun dilakukan. Sebagai contoh, di Majalengka dibangun Aerocity Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati. Bandara ini memiliki terminal dengan luas 121.000 meter persegi dengan panjang landasan 2.500 meter. Bandara ini diharapkan mampu menampung hingga 29 juta penumpang setiap tahun. Adapun kapasitas terminal kargonya diprediksi mencapai 1,5 juta ton pada 2020.

Sementara, daerah Subang akan memiliki Pelabuhan Internasional Patimban. Proyek ini bernilai Rp 43,2 triliun dan dibangun di lahan seluas 300 hektare. Pelabuhan ini menjadi salah satu proyek infrastruktur yang diprioritaskan pembangunannya dan ditargetkan rampung rampung pada 2020.

“Kalau nanti berinvestasi di Jawa Barat, ekspor kemana-mana akan mudah karena pelabuhannya didesain kelas dunia yang dibangun kontraktor Jepang. Tahun depan ada kebijakan baru, jika anda membawa manufaktur dan memberikan fasilitas vokasi untuk warga lokal maka akan mendapat potongan pajak hingga 200%,” kata Emil.

Dengan beragam potensi daerah yang dimiliki Jawa Barat dengan dukungan yang kuat dari pemerintah, dan segala urusan perizinan yang dipermudah, maka provinsi Jawa Barat kian menjanjikan sebagai destinasi terbaik untuk berinvestasi.

Related