Setahun belakangan, Wijaya Karya menorehkan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Tidak hanya di pasar lokal, penetrasi di pasar konstruksi internasional juga terus mereka kerahkan. Pencapaian ini tidak lepas dari peran sang nakhoda, Tumiyana.
Di tengah ambisi Pemerintah Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur di dalam negeri, perusahaan konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau yang jamak kita kenal dengan sebutan WIKA terus memperkuat fondasi bisnisnya. Berbagai strategi dikerahkan untuk melanjutkan rapor positif tahun 2018.
Tahun lalu, WIKA berhasil membukukan profit Rp 2,07 triliun atau tumbuh 52,89% dibanding tahun 2017 yang ditutup di angka Rp 1,3 triliun. Pencapaian ini tidak lepas dari realisasi penjualan yang mencapai Rp 31,15 triliun atau tumbuh 19,03% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 26,17 triliun.
Raihan positif pun berlanjut hingga kuartal tiga tahun 2019. WIKA mencatatkan laba bersih Rp 1,57 triliun atau tumbuh 48,31% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Pada periode yang sama, perseroan telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 25,74 triliun, tumbuh 1,64% dibandingkan kuartal tiga tahun 2018. Secara proporsi, kontrak tersebut banyak datang dari private sector sebesar 46%, BUMN sebesar 40%, luar negeri/overseas sebesar 10%, dan pemerintah sebesar 4%. Proyek dari sektor infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant, industri, dan properti menjadi segmen pasar bagi WIKA.
Performa positif ini tidak lepas dari peran sang nakhoda Tumiyana sebagai President Director PT Wijaya Karya (persero) Tbk yang juga meraih gelar The Best Industry Champions 2019 dari sektor Konstruksi. Setahun belakangan, banyak inovasi yang telah lahir di bawah komando Tumiyana, baik inisiatif untuk pasar lokal maupun inisiatif global.
Salah satunya adalah inisiatif memperkuat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika melalui Indonesia Africa Infrastructure Dialogue (IAID). Konferensi tingkat tinggi yang membahas kerja sama pembangunan infrastruktur di belahan dunia selatan ini dihadiri oleh para pejabat senior dari 53 negara Afrika, BUMN, dan para stakeholder jasa infrastruktur.
Selengkapnya di Majalah Marketeers edisi Des 2019-Jan 2020.