Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19. Banyak pelaku UKM yang kehilangan pendapatan dan terpaksa gulung tikar. Tranformasi digital digaungkan sebagai salah satu upaya sektor ini untuk bertahan.
Menurut Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Indonesia mengatakan, dukungan pemerintah untuk UKM di masa sulit ini tidak terlepas dari upaya untuk akselerasi transformasi digital bagi pelaku UKM agar tetap dapat bertahan dan tetap mampu bersaing dalam pasar.
“Salah satu hal utama yang perlu dilakukan oleh UKM untuk bertahan di masa ini adalah keharusan dalam melakukan adaptasi bisnis dan mendalami inovasi produk, sehingga dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar,” jelas Fiki, dalam acara UMKM A Cup of Moka (ACOM), yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (12/08/2020).
Menurut data riset Moka, selama masa transisi menuju periode adaptasi baru, transaksi harian UKM di 16 kota di Indonesia rata-rata naik hingga 62% jika dibandingkan dengan bulan pertama masa pembatasan sosial. Meski mengalami kenaikan, pelaku UKM tetap harus memikirkan strategi yang dinamis untuk tetap bertahan.
“Tidak hanya dari sisi penjualan online, solusi manajemen operasional yang berbasis digital juga penting untuk diterapkan dalam bisnis. Pelaku UKM juga diharapkan dapat lebih cepat tanggap dalam menganalisa penjualan dan mengambil keputusan penting dalam bisnisnya,” kata CEO dan Co-Founder Moka Haryanto Tanjo.
Erwin Tanudjaja, CEO Midtrans menambahkan, transformasi digital di sektor UKM juga membutuhkan suatu sarana pembayaran online yang dapat terintegrasi dengan marketplace sehingga transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
“Kami sadar betul di masa sekarang ini, mempermudah transisi dan adaptasi ratusan UKM di Indonesia ke ranah online melalui upaya digitalisasi merupakan prioritas. Kolaborasi pun dapat menjadi kunci dalam mempercepat transformasi digital UKM,” pungkas Erwin.