Bagi mereka yang hendak ke Papua, bila punya waktu sempatkanlah ke lembah bernama Baliem. Lembah eksotis ini menjadi tujuan wisata budaya terkenal karena suku Dani di sana masih hidup dengan kearifan lokal dan menjadi keunikan yang mungkin tidak akan ditemukan di manapun.
Lembah di kawasan Kabupaten Jayawijaya itu pun menyajikan pesona alam yang sangat indah dan alami di pegunungan tengah Papua yang berfungsi sebagai pelepas penat sejenak bagi para wisatawan dari kota besar, atau pun menjadi spot terbaik untuk berfoto bagi para fotografer. Alhasil demi melestarikan dan memperkenalkan lebih dalam lagi Lembah Baliem diadakanlah Festival Budaya Lembah Baliem, termasuk tahun ini yang akan menjadi gelaran ke-27.
Festival Budaya Lembah Baliem merupakan festival tertua di tanah Papua, telah diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Jayawijaya setiap tahunnya sejak tahun 1989.
Perhelatan ini melibatkan 40 distrik di kabupaten Jayawijaya dengan menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya khas masyarakat Hubula. Diantaranya adalah Karapan Babi, lomba permainan alat musik Pikon, lempar Sege, hingga yang paling ditunggu-tunggu oleh para wisatawan yaitu atraksi perang-perangan. Atraksi ini merupakan salah satu teatrikal yang menceritakan sejarah perjalanan suku Hubula di masa lalu dengan makna, yang dalam bahasa lokal berbunyi ‘Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo’ artinya hari esok lebih baik dari hari ini.
Selain itu, dalam pagelaran festival ini pun, pemerintah kabupaten Jayawijaya berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memasarkan berbagai produk lokal dan produk ekonomi kreatif kepada masyarakat. Produk itu seperti tas Noken, kopi Wamena, Koteka, buah merah, aksesoris buatan tangan khas Wamena, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2016 ini, perhelatan Festival Budaya Lembah Baliem ke-27 dengan tema “Warisan Budaya Sebagai Jejak Peradaban” yang diselenggarakan dari tanggal 08-10 Agustus di Distrik Walesi, dan dilanjutkan dengan Karnaval Budaya pada tanggal 11 Agustus di kota Wamena, kabupaten Jayawijaya.
Kementerian Pariwisata dalam siaran persnya menjanjikan bahwa Festival Baliem tahun ini akan jauh lebih inovatif karena menggaet pihak swasta sebagai manajemen acara, di antaranya terjun payung denegan membawa bendera Merah Putih dan bendera Festival Baliem raksasa serta tarian kolosal 500 penari di acara pembukaan. Akan hadir juga tamu kenegaraan dari delapan negara tiga benua.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya, para wisatawan dan pengunjung lokal harus membayar retribusi untuk dapat berada di dalam arena pagelaran, namun pada tahun ini, tidak lagi dikenakan biaya masuk alias gratis. Pihak penyelenggara juga akan lebih menyentuh inovasi berbasis teknologi yang mana setiap pengunjung yang masuk ke arena festival akan mengenakan gelang berisi unique barcode yang diberikan oleh pihak penyelenggara. Gelang tanda masuk arena ini akan disesuaikan dengan standar entry gate pada festival bertaraf internasional.
Bagaimana menuju ke sana, terutama dari Jakarta? Ambilah penerbangan ke Jayapura untuk sambung lagi penerbangan ke Wamena. Dari Wamena wisatawan bisa melanjutkannya lewat jalur darat. Tidak hanya wisawatan domestik, Lembah Baliem selama ini memang sudah sangat dikenal oleh turis asing.
Editor: Eko Adiwaluyo