Usai Diprotes, Microsoft Buka Peluang Lebih bagi Perempuan Karier

marketeers article

Usai menuai protes atas isu diskriminasi gender dan kekerasan seksual selama beberapa tahun silam, Microsoft perlahan melakukan pembenahan. Memberi kesempatan bagi perempuan yang menunda karier untuk kembali bekerja menjadi jalan perbaikan bagi Microsoft kini.

Microsoft sempat memperoleh 230 protes internal terkait diskriminasi gender atau kekerasan seksual sepanjang 2010-2016. Mereka dinilai tidak menaikkan gaji atau mempromosikan karyawan perempuan. Meski sempat membantah dan mengaku telah mengatasi 83 protes kekerasan dan 84 persoalan diskriminasi gender pada tahun 2017, Microsoft kini mengambil langkah lebih jauh.

“Kami memperluas program agar perempuan dapat kembali ke dunia kerja. Bukan sekadar menyemangati perempuan untuk kembali bekerja, namun juga ingin masuk ke talenta yang tidak tradisional,” kata Manajer Sumber Daya Manusia Microsoft Belen Welch dalam unggahan lowongan kerja di LinkedIn.

Program ini sebagaimana dilansir dari Reuters membidik para perempuan yang sempat menunda karier untuk mengasuh anak atau merawat keluarga. Program mengatasi persoalan ketimpangan gender di dunia kerja memang tengah populer di kawasan Silicon Valley.

Sebelumnya, data Microsoft menunjukkan per September 2017 terdapat 26% perempuan yang bekerja dalam skala global di Microsoft, dan 19% diantaranya menduduki posisi pemimpin.

Melalui program ini, Microsoft berharap dapat memiliki keberagaman dalam lingkungan kerja dengan mempekerjakan orang-orang dari latar belakang yang tidak biasa. Misalnya, mereka yang belajar coding secara otodidak atau lulusan coding boot camp.

Editor: Sigit Kurniawan

Related