Pertumbuhan industri perbankan masih terbilang positif saat ini. Meski demikian, para pelaku perbankan harus berbenah lantaran persaingan yang semakin ketat. Terutama para pengelola bank-bank daerah. Bank-bank daerah tidak boleh terperangkap dalam zona nyaman di wilayahnya masing-masing. Hal ini disampaikan oleh Bambang Setiawan, Direktur Utama Bank BPD DIY, dalam Marketeers WOW Talk di studio Marketeers Radio, Jakarta.
Langkah perubahan Bank BPD DIY, menurut Bambang, diwujudkan dalam transformasi bisnis. Transformasi yang dimulai pada tahun 2014 ini diharapkan mampu mengantar Bank BPD DIY menjadi bank modern, profesional, melayani nasabah secara luas, kuat, sekaligus kompetitif. Bambang menambahkan, transformasi tersebut terbilang tepat karena pada tahun 2014 untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi DIY melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami juga fokus mentransformasi sumber daya manusia kami agar tidak kalah dengan bankir-bankir lain. Kekuatan utama bank ada pada SDMnya. Lalu, adopsi teknologi menjadi penting untuk mendukung layanan nasabah, khususnya akurasi dan jangkauan lebih luas,”katanya.
Selain itu, penetrasi pasar bagi Bambang juga harus dipantau secara kontinu. Soal penguasaan pasar, Bambang optimistis Bank BPD DIY jauh lebih mengenal kondisi pasar Yogyakarta. Apalagi Bank BPD DIY sudah 54 tahun beroperasi di provinsi yang baru saja meluncurkan logo dan tagline barunya “Jogja Istimewa”ini. “Kami sudah berakar lama di Jogja, baik dari sisi budaya maupun bisnis. Baik dari bisnis yang sangat tradisional sampai modern,”katanya.
Peluncuran “Jogja Istimewa”juga menjadi momentum bagi Bank BPD DIY untuk menegaskan kembali transormasinya. Satu semangat yang ingin dihidupi oleh Bank BPD DIY dari Jogja adalah semangat “Jogja Gumregah.”Menurut Bambang, “Gumregrah” memiliki arti lebih luas dari sekadar kebangkitan atau awakening. Gumregah mengusung kesadaran batin maupun moral untuk hidup lebih baik, lebih maju, lebih berkembang, dan berkesinambungan.
“Ini bukan semangat Jogja yang tenggelam dalam kemanisan masa lalu saja. Tetapi, menjadi daerah yang selalu tanggap pada zaman, selalu mengayomi warganya, dan istimewa di banyak aspek. Jogja Istimewa ini menjadi momentum pas buat kami bertansformasi,”kata Bambang.
Menurut Bambang, BPD DIY juga harus memiliki semangat “gumregah.”Artinya, kalau BPD DIY tidak berubah, bank ini akan terlindas zaman atau bahkan ditinggalkan. “Kalau kami tidak berubah dan memilih tinggal di zona nyaman, kami tidak akan langgeng. Kami tidak boleh berleha-leha agar tidak kecolongan oleh pesaing,”tandas Bambang.
Proses tranformasi itu juga akan ditampilkan melalui rebranding. Rebranding ini, menurut Bambang, akan diwujudkan dalam bentuk nama baru, logo baru, maupun identitas korporat yang baru. Harapannya, dengan rebranding ini, BPD DIY lebih lincah lagi dalam melayani pelanggan dan menggarap pasar yang makin kompetitif. Pada tahun ini, Bambang menargetkan pertumbuhan di atas pertumbuhan nasional. “Kami ingin tumbuh sekitar 21% baik dana maupun kredit. Syukur 27%, jauh dari pertumbuhan nasional,”katanya.