Saat ini, segala industri sedang menuju ke revolusi industri 4.0. Artinya, digitalisasi akan lebih dominan. Begitu pula dengan industri media, yang ke depannya media digital akan lebih dipilih oleh para konsumen ketimbang media konvensional.
Menjawab tantangan industri macam itu, Grup Trans Media menghadirkan Detik Network sebagai platform media digital. Saat ini pun, Detik Network sudah memperkuat core bisnis media digital mereka dengan melakukan investasi dan mengakuisisi beberapa media.
Terdapat enam media digital yang telah bergabung dalam ekosistem Detik Network, seperti CNNIndonesia, CNBCIndonesia, HaiBunda, Insertlive, FemaleDaily, dan BeautyNesia.
Namun, Abdul menyadari akuisisi pembaca tidaklah cukup. Demikian juga, ketergantungan Detik pada pemasang iklan. “Ke depannya, bisnis media tidak lagi hanya menjual konten. Industri media bisa melakukan apa yang saya sebut aktivitas lain di luar konten,” tambah Abdul tambah Abdul yang meraih Best Industry Marketing Champion 2019 dari sektor media.
Detik Network berencana mengubah model bisnis dengan membuat suatu ekosistem yang terintegrasi. Ekosistem yang terintegrasi yang dimaksudnya adalah dengan membangun sebuah marketplace dan sebagai platform one-stop-solution.
Contohnya, CNBC yang membahas bisnis dan ekonomi. Nantinya, pembaca atau visitor dapat melakukan aktivitas jual beli saham atau melakukan investasi di platform media digital tersebut.
Dari sisi ekosistem, Detik Network dan Trans Media boleh dibilang sudah sangat siap. Medianya sudah ada. Dukungan finansial datang dari Bank Mega yang berencana menggandeng WeBank. Sebab itu, proses menuju one-stop-solution harus dilakukan secara bertahap.
Targetnya, pada periode tahun 2020-2021, produk ini dapat diperkenalkan kepada para pembaca dan konsumen. Dengan inovasi ini, Abdul berharap kontribusi pendapatan iklan untuk Detik Network bisa ditekan hingga 50% atau lebih.
Selengkapnya di majalah Marketeers Edisi Desember 2019-Januari 2020.