Vaksin Demam Berdarah terhadap Anak Ampuh Kurangi Risiko Berat

marketeers article
Ilustrasi vaksin demam berdarah pada anak. (Sumber: 123rf)

Demam berdarah menjadi salah satu ancaman bagi masyarakat Indonesia sepanjang tahun. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dari awal tahun sampai dengan pekan ke-20 tahun 2023 telah tercatat 33,027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian. 

Hal ini menunjukkan demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk melawan penyakit tersebut adalah melakukan vaksinasi. 

Saat ini, sudah ada vaksin untuk DBD dan vaksin ini bisa diberikan dari usia 6-45 tahun. Walau belum menjadi program, tetapi ini sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan.

BACA JUGA Perubahan Iklim Bikin Anak Rentan Terkena Penyakit, Ini Penyebabnya

Mirisnya, di negara atau wilayah dengan penularan demam berdarah yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2019, demam berdarah merupakan salah satu penyebab kematian anak tertinggi di Indonesia.

Oleh karena itu, Dr. Anggraini Alam, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan untuk melakukan vaksinasi demam berdarah guna mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi demam berdarah berat sehingga menyebabkan kematian.

“Infeksi demam berdarah yang berat memiliki dampak bisa terjadinya kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus demam berdarah,” ujar Anggraini dalam sesi konferensi pers, Rabu (31/5/2023).

BACA JUGA Heboh, Pabrik Pemasok Hyundai di Alabama Pekerjakan Anak-anak

Anggraini menambahkan, vaksinasi juga dapat menurunkan tingkat rawat inap karena demam berdarah. Hal ini akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan dan juga kehilangan waktu kerja serta sekolah karena rawat inap demam berdarah pada anak.

Anggraini mengimbau tidak ada pengobatan yang spesifik untuk demam berdarah sehingga masyarakat sebaiknya tidak menyepelekan gejala demam berdarah pada anak. Adapun gejala penyakit itu dapat berupa sakit kepala disertai demam tinggi dan nyeri otot, tulang, dan sendi.

Terkait vaksin, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan walau belum menjadi program tetapi vaksin DBD sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan. Kemenkes menargetkan angka kasus demam berdarah kurang dari sepuluh per 100.000 penduduk pada 2024, dan 0 kasus kematian pada tahun 2030.

”Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, Kementerian Kesehatan juga memanfaatkan teknologi Wolbachia, yakni bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk,” ujar Nadia.

Terakhir, Nadia menambahkan kerja sama dengan dukungan mitra antara pemerintah dan pihak swasta akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS