Nasib malang menimpa seorang bayi di Malaysia. Pada usianya yang baru 19 bulan, ia didiagnosis mengidap kanker ovarium stadium 3 yang membuatnya harus menjalani operasi pengangkatan tumor, dan diperkirakan memulai kemoterapi.
Kanker ovarium pada anak memang jarang terjadi, namun tetap menjadi perhatian serius bagi orang tua. Meski penyakit ini lebih umum ditemukan pada perempuan dewasa, tumor ovarium juga bisa terbentuk pada bayi, anak, dan remaja.
Lantas, apa penyebab seorang bayi mengalami kanker ovarium? Melansir Dana-Farber Cancer Institute, berikut penjelasannya:
BACA JUGA: Mengenal Sinusitis, Gangguan yang Bikin Sulit Bernapas
Penyebab dan Gejala Kanker Ovarium pada Bayi
Sayangnya, penyebab kanker ovarium pada bayi dan anak masih belum diketahui pasti. Dalam banyak kasus, tumor ovarium muncul tanpa penyebab yang jelas. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tumor ovarium:
Mutasi Genetik yang Diwariskan. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2, yang juga dikenal terkait dengan kanker payudara, bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan mutasi gen ini lebih rentan terkena tumor ovarium.
Riwayat Keluarga dengan Kanker Ovarium. Anak-anak yang memiliki anggota keluarga yang pernah didiagnosis kanker ovarium juga berisiko lebih tinggi. Riwayat kanker pada keluarga, terutama di garis keturunan pertama, dapat menjadi salah satu faktor pemicu.
Diagnosis Kanker Sebelumnya. Anak-anak yang sebelumnya pernah mengalami kanker, terutama jika telah menjalani perawatan seperti kemoterapi atau terapi radiasi, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan tumor ovarium di kemudian hari.
Meski begitu, pada banyak kasus kanker ovarium pada anak, tidak ada faktor risiko yang jelas. Itulah sebabnya, penting untuk memperhatikan gejala yang bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.
BACA JUGA: Bahaya Makan Sushi Basi untuk Kesehatan
Beberapa tanda yang perlu diperhatikan adalah perasaan penuh atau tekanan di perut atau panggul, pembengkakan keras di perut bagian bawah, nyeri perut yang terus-menerus, sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil, serta mual dan muntah .
Pada anak perempuan di bawah usia 8 tahun, tumor ovarium juga berpotensi memicu produksi hormon estrogen berlebihan. Hal itu menyebabkan tanda pubertas dini seperti pembesaran payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, atau pendarahan menstruasi yang tidak normal.
Mengingat gejala kanker ovarium pada anak bisa ringan atau tidak muncul sama sekali, penting bagi orang tua untuk waspada jika anak mengalami gejala yang tidak biasa atau berkaitan dengan perut dan panggul.
Tumor ovarium pada anak umumnya memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan kanker ovarium pada orang dewasa, terutama jika didiagnosis dan diobati sejak dini. Jadi, segeralah periksakan anak ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.
Editor: Ranto Rajagukguk