Baru-baru ini, seorang karyawan wanita membuat konten resign dari pekerjaannya karena lingkungan yang toxic. Melalui keterangan dalam videonya, ia mengaku memilih mengundurkan diri lantaran ingin bahagia.
“Milih RESIGN dari kantor karena ‘aku mau bahagia’. Biar aku bisa tersenyum lepas lagi. Biar aku gak nanya ‘salahku apa?’ setiap hari. Biar aku bisa rasakan ‘kenyamanan’ lagi,” demikian keterangan dalam video itu, yang diunggah kembali oleh akun @sosmedkeras di platform X.
Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 1,8 juta kali. Melansir Cleveland Clinic, lingkungan kerja toxic atau tidak sehat memang bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental, sehingga tak ayal bila karyawan memilih resign karena hal ini.
BACA JUGA: Viral HRD Jalur Ordal, Salahkah Dapat Kerja Lewat Koneksi?
Lantas, seperti apa ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic? Berikut ulasannya yang dihimpun dari laman Halodoc:
Atasan Selalu Meremehkan
Atasan atau manajer memang menempati posisi lebih tinggi, namun bukan berarti mereka berhak meremehkan karyawan lain. Mereka tidak semestinya sering menuntut bawahan untuk selalu setuju dengannya, atau merasa paling benar di antara karyawan lainnya.
Karena itu, jika mereka memperlakukan Anda dengan semena-mena, segeralah pertimbangkan untuk mengambil langkah tegas. Ini saatnya untuk mempertimbangkan kembali pilihan pekerjaan Anda.
Banyak Rekan Penindas
Bukan hanya atasan, sesama rekan kerja pun bisa menyebabkan lingkungan kerja menjadi toxic. Mereka cenderung berkelakuan seperti penindas, yang mana sering merendahkan dan meremehkan orang lain di sekitarnya.
Manajemen Buruk
Lingkungan kerja toxic juga ditandai dengan manajemen kantor yang buruk, yang mana tidak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan. Hal ini bisa terlihat ketika atasan kerap berbicara buruk mengenai perusahaan atau bergosip tentang dewan direksi.
BACA JUGA: Mengintip Peluang Kerja Gen Z di Era Green Jobs
Jika hal itu terjadi, kemungkinan besar ada masalah besar di dalam perusahaan. Masalah ini lambat laun bisa diketahui seluruh orang di perusahaan tersebut.
Padahal, kepemimpinan dalam perusahaan harusnya senantiasa sejalan dengan nilai dan etika perusahaan.
Aturan Kerja Tidak Jelas
Aturan yang tidak jelas atau konsisten sering kali menjadi pemantik keributan di kantor. Misalnya saja, perlakuan tidak adil di antara sesama karyawan.
Hal ini dapat memantik kecemburuan, sehingga membuat lingkungan tidak sehat. Perlakuan yang tidak adil di antara karyawan dan aturan yang tidak jelas di dalam perusahaan bisa menimbulkan berbagai masalah.
Kondisi ini bisa menyebabkan perebutan kekuasaan yang besar dan persaingan tidak sehat di antara rekan kerja.
Kehidupan dan Pekerjaan Tidak Seimbang
Jika Anda sering bekerja lebih dari batas waktu yang ditentukan, atau bahkan sampai membawa pulang pekerjaan ke rumah, itu pertanda lingkungan kerja sudah tidak sehat. Ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan.
Ketika pekerjaan mulai memangkas kehidupan pribadi, bahkan sampai mengurangi kebahagiaan, maka Anda perlu berhati-hati. Pekerjaan dan kehidupan di luar kantor mestinya seimbang agar kondisi ini tak menimbulkan masalah pada fisik dan psikis.
Itulah beberapa tanda lingkungan kerja yang toxic. Bila Anda sedang merasakan salah satunya, ada baiknya pertimbangkan kembali pilihan untuk melanjutkan kerja di sana. Semoga bermanfaat!
Editor: Ranto Rajagukguk