Viral Video Pendaki Gunung Marapi Sulit Bernapas, Apa Sebabnya?

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Sebuah video pendaki Gunung Marapi, Sumatra Barat, viral di media sosial. Video berdurasi 20 detik itu memperlihatkan seorang perempuan dengan wajah dipenuhi abu erupsi yang berusaha menyampaikan sesuatu meski kesulitan bernapas. 

Perempuan berambut panjang itu terlihat sesak dan berusaha menarik napas dalam-dalam. Di tengah kondisinya yang demikian, ia menyampaikan pesan untuk sang ibu bahwa dirinya sudah tidak kuat dengan situasi yang dihadapinya.

Abu erupsi sejatinya memang bisa menyebabkan sesak napas. Terlebih seperti yang dialami pendaki Gunung Marapi, di mana seluruh tubuhnya dipenuhi abu tersebut, tentu gangguan pernapasan tak bisa dihindari.

BACA JUGA: Mengenal Komplikasi Kanker Paru yang Sebabkan Kiki Fatmala Meninggal

Hal itu sebagaimana disampaikan Kementerian Kesehatan lewat laman resminya. Disebutkan, abu erupsi menimbulkan iritasi hidung hingga menyebabkan pilek, atau iritasi tenggorokan yang menimbulkan batuk kering.

Untuk penderita penyakit pernapasan, abu erupsi juga bisa memciu penyakit yang lebih serius, seperti tanda-tanda bronkitis akut selama beberapa hari. Khusunya untuk penderita asma atau bronkitis, dapat muncul gejala sesak napas, mengi, dan batuk.

Tidak hanya itu, Teach the Earth bahkan menyampaikan ada efek jangka panjang dari papar abu vulkanik. Salah satunya silikosis, yaitu penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, dari paparan partikel silika kristal bebas.

Mengandung Zat Beracun

Gejala-gejala tersebut muncul karena abu erupsi mengandung zat berbahaya. Beberapa di antaranya ialah aerosol, karbon dioksida, sulfat (sulfur dioksida), asam hidroklorik, serta asam hidroflourat.

BACA JUGA: Bukan Virus Baru, Begini Gejala Pneumoia yang Marak di Cina

Pakar paru Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Reviono, juga menyampaikan hal serupa. Ia menyebut abu vulkanik juga mengandung unsur mayor, seperti aluminium dan kalium dan kandungan-kandungan kimia, seperti silikon dioksida (55%).

Selain itu, juga terdapat aluminium oksida (18%), besi oksida (18%), kalsium oksida (8%), dan magnesium oksida (2,5%). Zat-zat ini membaur dalam ukuran yang sangat kecil, yakni kurang dari 2µm, sehingga mudah masuk ke saluran pernapasan.

“Debu dari abu vulkanik itu lembut, sehingga bisa masuk (ke paru-paru). Kalau itu bisa masuk, maka paru-paru bisa radang. Bila jumlahnya besar, juga bisa mengakibatkan kemampuan menyaring oksigen di alveolus menjadi berkurang,” ujar Reviono, dikutip dari uns.ac.id.

Related

award
SPSAwArDS