Vivo Targetkan produksi 800 Ribu Smartphone Per Bulan Tahun 2019

marketeers article
NANNING, CHINA JUNE 9, 2017: Vivo mobile phone and accessories shop, open for buyers. Vivo is a Chinese technology company that designs, develops, and manufactures smartphones, smartphone accessories, software, and online services. It was founded in 2009 in Dongguan, Guangdong, China.

Selama tahun 2018, vivo telah mengeluarkan sejumlah seri flagship yang mendapat sambutan positif di tanah air. Semisal, seri Vivo V9 disusul dengan V9 6GB, dan dilanjutkan seri Vivo V11 Pro dan V11.

“Vivo berkomitmen untuk terus menghadirkan produk berbasis konsumen, dengan menyesuaikan kebutuhan pasar Indonesia agar konsumen dapat menerima inovasi produk kami dan menjadikan vivo sebagai brand smartphone preferensi mereka,” tutur Edy Kusuma, General Manager for Brand and Activation PT Vivo Mobile Indonesia.

Pada tahun 2018, tren minim bezel disajikan vivo melalui seri Vivo V9 yang diluncurkan pada Maret 2018 lalu dengan menyisakan poni atau notch untuk penempatan kamera dan audio. Disusul dengan porsi notch yang semakin minim dalam beberapa smartphone vivo seperti seri Vivo V11 Pro dan Vivo V11.

Pada tahun ini, vivo juga sukses menghadirkan pemindai sidik jari atau Screen Touch ID pertama di Indonesia melalui seri Vivo V11 Pro dengan In-Display Fingerprint.

Di tahun 2019 nanti vivo berencana fokus memproduksi ponsel cerdas. Saat ini, Indonesia menjadi satu-satunya basis produksi smartphone vivo di Asia Tenggara. Pada kuartal ketiga 2018, Lembaga riset IDC mengeluarkan laporan terbaru di mana vivo berhasil menempati posisi keempat dalam hal market share di pasar smartphone Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang diharapkan semakin meningkat, Vivo Indonesia pun menargetkan jumlah produksi smartphone hingga mencapai lebih dari 800.000 unit perbulannya pada tahun 2019 mendatang.

“Vivo Indonesia akan berusaha semakin memaksimalkan semua aset dan sumber daya kami untuk menjawab tantangan industri yang akan semakin banyak di tahun mendatang,” Pungkas Edy.

Editor: Sigit Kurniawan

Related