Pembenahan infrastruktur negeri terus dilakukan oleh pemerintah di bawah komando Presiden Joko Widodo. Salah satu proyek yang baru saja diresmikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR). Secara resmi, pengisian awal (Initial impounding) Waduk Jatigede di Jatigede, Sumedang dilakukan pada hari senin lalu. Proyek Waduk Jatigede merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Bendungan Jatiluhur yang dibangun oleh PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Lantas siapa yang diuntungkan dengan hadirnya proyek ini?
Waduk yang dibangun oleh WIKA bersama Badan Usaha Milik Negara lain diproyeksikan akan mampu menampung air sekitar 1 miliar meter kubik serta berpotensi mengairi sawah sekitar 100.000 hektar. Apa keuntungannya? Sebelumnya, persawahan yang berada di sekitar kawasan waduk hanya mampu panen sekali dalam setahun. Dengan adanya irigasi dari Waduk Jatigede ini, panen dapat ditingkatkan menjadi tiga kali setahun. Meningkatnya frekuensi panen tentu saja akan berdampak pada tambahan produksi padi yang jumlahnya diprediksi mencapai 900.000 ton per tahun.
Selain sebagai sumber irigasi, Waduk Jatigede juga bisa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sumber air baku. Potensi listrik yang dihasilkan mencapai 110 MW. Manfaat lain yang dapat dioptimalkan dengan berdirinya Waduk Jatigede kelak adalah pembudidayaan ikan tangkap dengan pengaturan yang lebih seksama, sehingga tidak mengganggu kualitas air sebagai bahan baku air baku rumah tangga.
Proyek waduk yang dimulai pada tahun 2007 ini pembangunannya dilakukan oleh perusahaan konstruksi bendungan ternama asal Tingkok, Sinohydro dan WIKA bersama tiga Badan Usaha Milik Negara lain yang tergabung dalam Consortium of Indonesian Contractors (CIC). Pada proyek ini, konsorsium Indonesia memiliki sekup pekerjaan antara lain pembangunan dam, diversion tunnel, spillway & irigasi outlet, serta power waterway.