Waktu Peluncuran Jadi Kunci Sukses Produk

marketeers article
http://www.greekshares.com

Meluncurkan produk baru bisa dikatakan serupa ketika Anda memiliki bayi yang baru lahir. Anda harus merawat dan membesarkan produk atau merek tersebut sama seperti dengan merawat bayi yang baru lahir. Harus penuh perencanaan, ketelitian, dan kesabaran. Hanya saja dalam hal waktu kelahiran produk dan bayi ada perbedaan yang sangat mendasar. Kelahiran bayi, normalnya, setelah janin berada di kandungan kurang lebih selama 9 bulan 10 hari. Dalam kondisi normal juga, pada kelahiran bayi, si janinlah yang memilih kapan dia ingin menghirup udara dunia. Memang, meski Anda bisa sedikit merekayasa waktu kelahiran bayi dengan operasi cesar untuk memilih waktu yang tepat menurut pilihan Anda, tapi tetap saja harus melewati angka 9 bulan lebih agar bayi lahir dalam kondisi sehat.

Dalam peluncuran produk, marketerlah yang memegang kendali penuh pemilihan waktunya. Pertanyaannya, bagaimana pemilihan waktu itu menjadi tepat? Pertanyaan ini menjadi penting karena waktu peluncuran menentukan sukses tidaknya produk tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah masuk ke pasar sebagai pionir atau follower? Kedua pertanyaan ini harus terjawab tuntas sebelum meluncurkan produk baru ke pasar.

Untuk masuk sebagai pionir, tentunya menuntut lebih banyak usaha dibanding sebagai follower. Lantaran, harus benar-benar yakin pada potensi pasar atau kebutuhan pasar terhadap produk baru yang diluncurkan. Kemudian, sukses tidaknya produk baru juga tergantung level kebutuhan pasar ketika produk diluncurkan. Sebagai contoh kurang sukses sebagai pionir adalah Kymco yang meluncurkan motor matiknya pertama di Indonesia sekitar awal tahun 2000-an. Saat itu, sambutan pasar pada motor matik tidak memuaskan. Ini dikarenakan orang kita belum melihat adanya kebutuhan yang tinggi pada motor matik. Padahal, jalanan di beberapa kota besar sudah lumayan macet. Memang, di sisi lain aktivitas edukasi pasar dari Kymco relatif kurang.

Namun, muncul follower yang berhasil. Hanya berselang sekitar dua tahun Yamaha bisa sukses di pasar motor matik. Yamaha bahkan sempat menjadi market leader di segmen motor matik, sebelum akhirnya disalib AHM yang sekarang menjadi leader di jenis motor matik. Namun, tidak bisa disangkal kesuksesan Yamaha di jenis motor matik ini, selain karena positioning yang pas juga komunikasi yang tepat dari Yamaha ke konsumen juga didukung oleh momen yang tepat. Ketika peluncuran Yamaha Mio, orang kita mulai melihat bahwa mengendarai motor matik, terutama di perkotaan, lebih nyaman dibandingkan dengan jenis motor lainnya.

Keadaan menjadi berbeda pada kasus motor matik bergaya retro. Kali ini, pionirnya adalah Astra Honda Motor (AHM) dengan Honda Scoopy yang diluncurkan pada tahun 2010. AHM sukses memasarkan motor matik retro ini. Sedangkan Yamaha yang meluncurkan Yamaha Vino belakangan, tahun 2011, belum mampu menandingi Honda Scoopy. Padahal, jauh sebelum Honda Scoopy diluncurkan, santer terdengar bahwa Yamaha akan menghadirkan tipe retronya ini dan ketika itu tren retro sedang pada puncaknya. Namun, entah mengapa peluncuran ini tertunda. Di sisi lain, AHM jeli melihat adanya tren retro meski agak menurun tapi masih tetap menjamur. Orang muda hanya butuh sentuhan produk lain selain fesyen yang juga retro.Sehingga, peluncuran Honda Scoopy pun direspon pasar dengan bagus, terutama oleh anak muda.

Jadi, setelah marketer memiliki produk yang akan diluncurkan dan sudah memiliki perencanaan marketing yang mantab, memilih waktu peluncuran adalah hal penting. Waktu di sini adalah dilihat berdasarkan kebutuhan pasar.

Related

award
SPSAwArDS