Masalah percaya diri adalah masalah pada branding. Artinya jika tidak percaya diri, branding yang baik tidak akan muncul. Dan, masalah percaya diri bukan hanya tampil dari dalam, tetapi harus dipoles juga dari luar. Setidaknya itulah inti dari yang ingin disampaikan oleh pakar grooming asal Indonesia Yuliana Hartanto pada Jakarta Marketing Week 2016 di Kota Kasablanka pada Minggu (15/5) 2016.
“Istilah grooming itu saya yang pertama kenalkan di Indonesia. Dan baru ada tiga sektor yang mengenalnya, yaitu maskapai penerbangan, perbankan, dan pariwisata perhotelan. Sisanya belum tahu apa itu grooming. Istilah ini ditujukan agar seseorang punya nilai lebih dalam penampilannya terutama wanita. Kalau penampilan sudah bagus percaya diri akan muncul,” ujar Yuliana.
Grooming sendiri sebenarnya jika diartikan dalam Indonesia adalah dandan, sebuah kata yang tidak asing dan dilakukan oleh hampir semua wanita di Indonesia setiap hari. Menurut Yuliana, wanita tidak grooming itu biasanya hanya karena dua hal, yaitu ketika bangun tidur dan sakit. “Grooming adalah sebuah konsep bagaimana seseorang bisa meningkatkan value lebih pada dirinya,” sambungnya lagi.
Terutama bagi orang tua grooming itu penting. Pasalnya, orang tua adalah pendidik utama dari anak-anak. Mereka menjadi apa dan seperti apa adalah tanggung jawab orang tua. “Kalau orang tua tidak bisa grooming dan tidak pede bagaimana mau mengajarkan hal serupa pada anaknya. Kalau gelas kita kosong bagaimana mau mengisi gelas orang lain,” terang wanita yang juga berbisnis salon ini.
Selain itu masih banyak juga salah kaprah grooming di Indonesia. Masih banyak wanita Indonesia berdandan lama-lama agar terlihat bagus. Padahal, bagi Yuliana dandan itu cukup lima menit saja tanpa harus banyak alat. Ia menilai soal kuas make up selalu menjadi masalah ketika tidak ada. Padahal tangan pun bisa menjadi kuas yang baik.
“Itu satu contoh ya. Lalu ketika dandan berlama-lama pun hasilnya banyak yang berantakan dan tidak bagus. Berlebihan. Banyak wanita perlu di-make down, bukan di-make up. Jadi, sebenarnya dandan itu seharusnya terlihat fresh dan simpel, jangan kaya mau dangdutan,” tutup Yuliana.
Editor: Eko Adiwaluyo