Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap industri musik tanah air. Bahkan, platform media sosial seperti TikTok kini memiliki peran strategis bagi perkembangan industri ini. Hal ini diungkapkan oleh Andri Parulian Sinaga, International Marketing Director Warner Music Indonesia.
“Warner Music Indonesia memandang perkembangan teknologi digital sebagai sebuah peluang juga disrupsi yang membawa transformasi besar pada industri musik,” ucap Andri.
Menurutnya, tren musik Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh media sosial dan TikTok mengambil peran penting sebagai alat untuk mempromosikan musik. Video pendek yang dibuat pengguna dengan latar musik seringkali membuat lagu-lagu tertentu menjadi viral.
“Ke depannya kami masih melihat TikTok sebagai platform yang strategis dan akan terus menjadi landasan peluncuran musik baru dan sang artis. Meningkatnya konsumsi user generated content (UGC) sekarang ini juga memengaruhi strategi kami dalam memasarkan produk musik dari para artis. ,” lanjut Andri.
Platform digital ini juga mengizinkan promosi musik secara langsung melalui media sosial, iklan online, dan kolaborasi dengan influencer. Hal ini memungkinkan kampanye yang lebih terukur dan tertarget.
BACA JUGA: 6 Marketing Lessons dari Musisi dan Industri Musik yang Bisa Ditiru
Di samping itu, media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube sangat populer dan telah menjadi alat promosi yang kuat di Indonesia.
Dengan menargetkan kampanye lewat penggunaan influencer lokal dapat meningkatkan visibilitas dan kredibilitas artis. Dengan mengamati tren ini dan mengadopsi teknologi yang tepat, industri musik akan terus berkembang dan berinovasi, memberikan pengalaman yang lebih kaya dan beragam baik bagi artis maupun penggemar.
Di samping itu, TikTok menawarkan model bisnis baru melalui fitur TikTok Music untuk memonetisasi karya para musisi. Peningkatan pengguna Digital Streaming Platform (DSP) pun sejalan dengan pendapatan dari streaming musik yang ikut meningkat.
BACA JUGA: 3 Inspirasi Strategi Meningkatkan Penjualan UMKM via Tokopedia dan TikTok
Selain itu, musisi juga bisa mendapatkan penghasilan dari lagu yang digunakan pembuat konten di TikTok. Tak kalah penting, musisi tetap akan mendapat royalti dari sistem bagi hasil iklan dan program lisensi musik.
“Penting bagi musisi untuk memahami berbagai model bisnis ini dan memilih yang paling sesuai dengan tujuan dan strategi mereka. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan kreativitas, musisi Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan dari karya mereka,” pesan Andri.
TikTok dan Tantangan bagi Industri Musik
Hadirnya TikTok sebagai tren perkembangan bisnis baru di industri musik pun tidak luput dari tantangan-tantangan baru yang dihadapi pelaku bisnis dan musisi.
Semakin mudahnya akses dan distribusi musik digital turut memperbesar peluang pembajakan dan pelanggaran hak cipta. Tentu, hal ini masih menjadi momok menakutkan yang harus diselesaikan bersama pemangku kepentingan.
Selain itu, pengaruh algoritma dari TikTok juga menjadi sebuah tantangan baru yang tak lepas dari tren perkembangan bisnis saat ini.
BACA JUGA: Didesak Regulasi, TikTok Siapkan Algoritma untuk Pengguna di AS
Menurut Andri, ketergantungan terhadap algoritma TikTok membuat musisi kurang memiliki kontrol terhadap kesuksesan karya mereka.
“Satu hal lagi yang mau saya highlight adalah disrupsi dari TikTok sebagai music discovery social zaman “now” yang membuat kita ketergantungan pada algoritma platform. Bahkan, keberhasilan sebuah lagu di TikTok seringkali dipengaruhi oleh algoritma platform sosial ini beserta potensi untuk viralnya,” imbuh Andri.
Dengan potensi dan tantangan yang dihadirkannya, TikTok bak pisau bermata dua. Metafora ini menggambarkan bagaimana TikTok bisa membantu perkembangan industri musik sekaligus membunuh kreativitas jika tidak digunakan dengan benar.