J&T Cargo telah menerima sejumlah laporan terkait adanya kurir J&T Cargo gadungan yang telah merugikan pengguna jasa pengiriman. Karenanya, perusahaan mengimbau agar masyarakat bisa lebih waspada terhadap oknum yang mengaku sebagai pihak dari J&T Cargo.
Nola Fernanda, Media Relation J&T Cargo mengatakan, penipuan ini dilakukan dengan modus memanfaatkan identitas perusahaan guna memperdaya masyarakat agar mengirimkan uang atau informasi pribadi mereka.
Kasus ini melibatkan oknum yang berpura-pura menjadi kurir atau perwakilan dari J&T Cargo, dengan tujuan memperdaya pelanggan agar mengirimkan uang atau menyerahkan informasi pribadi.
“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada pelayanan pelanggan, kami merasa perlu untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai modus penipuan yang sedang marak agar masyarakat semakin waspada. Kami sangat menyarankan pelanggan untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi dari pihak yang menghubungi mereka, terlebih jika berhubungan dengan transaksi keuangan atau data pribadi,” ujar Nola Fernanda dalam siaran pers kepada Marketeers, Jumat (8/11/2024).
BACA JUGA: Apple Rugi US$ 12,3 Juta karena Tertipu iPhone Palsu
Sejauh ini, perusahaan telah menerima laporan terkait adanya dua modus penipuan yang telah terjadi pada masyarakat.
Dalam kasus pertama, pelanggan menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai kurir J&T Cargo. Oknum ini menyatakan bahwa pelanggan memiliki paket yang perlu dikirim, namun sistem menunjukkan ada biaya pengiriman yang perlu dibayar di muka.
Kurir (penipu) menjelaskan bahwa pelanggan harus membayar biaya pengiriman terlebih dahulu untuk melanjutkan pengiriman. Untuk membuktikan identitas dan keaslian paket, kurir gadungan itu memberikan barcode pembayaran.
Tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut, pelanggan percaya pada kata-kata penipu dan memindai barcode tersebut untuk melakukan pembayaran. Sayangnya, setelah melakukan pembayaran, paket yang dijanjikan tidak kunjung diterima, dan kurir tersebut tidak bisa lagi dihubungi.
Kemudian, pelanggan baru menyadari bahwa dia mungkin telah menjadi korban penipuan, dan biaya yang telah dibayarnya tidak bisa kembali.
BACA JUGA: Tingkatkan Pelayanan, J&T Cargo Gandeng Partner Bisnis dari 3 Sektor Industri
Di kasus kedua, seorang pelanggan menerima telepon dari oknum yang mengaku sebagai outlet pengiriman J&T Cargo yang menyatakan bahwa barang yang dipesannya rusak dalam proses pengiriman, namun perusahaan akan memberikan kompensasi.
Kemudian, penipu meminta pelanggan untuk memindai barcode dan memberikan informasi akun bank guna proses kompensasi.
Terperdaya oleh permintaan ini, pelanggan akhirnya memasukkan informasi pribadi yang kemudian digunakan untuk mengakses dan menguras dana di rekeningnya.
Melihat dua kasus ini, perusahaan pun mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan selalu melakukan verivikasi informasi serta tidak sembarangan memindai barcode.
“Kasus-kasus seperti ini sangat merugikan dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pelanggan. Karenanya, kami mengajak seluruh masyarakat untuk lebih bijak dan berhati-hati terhadap setiap permintaan pembayaran atau permintaan informasi pribadi yang terkesan mencurigakan,” ucapnya.