WHO: Meski Tidak Seburuk Rokok Biasa, Rokok Elektrik Tetap Berisiko
Penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menemukan bahwa produk rokok elektronik lebih tidak berbahaya dibanding rokok konvensional. Pernyataan tersebut disampaikan oleh perwakilan WHO sekaligus peneliti dari National Capacity-Tobacco Control Prevention of Noncommunicable Diseases Dr. Ranti Fayokun. Fayokun menyampaikan penjelasannya pada sesi dengar pendapat yang diadakan oleh House of Representatives Filipina pada Desember 2019 lalu.
Pernyataan Fayokun didukung oleh hasil penelitian Public Health England, yang merupakan bagian dari Department of Health and Social Care United Kingdom. Duncan Selbie selaku Chief Executive Public Health England menyatakan rokok elektronik 95% lebih tidak berbahaya bagi kesehatan dibandingkan rokok biasa, serta berpotensi membantu perokok untuk berhenti. Meski begitu tetap saja rokok elektrik tidak 100% aman.
Sementara itu Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) menyambut baik hasil penelitian mengenai rokok elektrik. Menurut Syaiful Hayat selaku Ketua Umum APPNINDO rokok elektrik lebih aman dari rokok konvensional karena risiko terhadap kesehatan yang ditimbulkan jauh lebih rendah. Hal tersebut menjadikan rokok elektrik sebagai alternatif bagi rokok konvensional.
“Kami terbuka untuk diskusi agar peraturan terkait rokok elektrik di Indonesia dapat menunjukkan dampak positif untuk produktivitas & kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Pernyataan dari Fayokun dinilai akan berpengaruh bagi penggunaan rokok elektrik di Indonesia. Di Indonesia sendiri, hingga Desember 2019 pengguna rokok elektrik telah mencapai satu juta orang. Data tersebut diperoleh dari Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI). Pengguna vape di Indonesia berasal dari berbagai kalangan profesi, termasuk dokter dan ilmuwan.
Berdasarkan berbagai penelitian, produk alternatif ini memiliki profil risiko lebih rendah dibandingkan rokok konvensional yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, serangan jantung, diabetes dan lainnya.