PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meraih predikat Winner pada ajang ASEAN Energy Awards 2023 untuk kategori Energy Efficient Building, subkategori New and Existing Building. Penyerahan penghargaan berlangsung pada ajang Asean Energy Business Forum (AEBF) 2023 dan bersamaan dengan ajang the 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) dan the 3rd ASEAN International Conference on Energy and Environment (AICEE).
Penghargaan diberikan ASEAN Energy Award yang diwakili oleh Secretary of Department of Energy of Philippines Raphael Lotilla atas kapabilitas Wisma BCA Foresta sebagai gedung hemat energi yang telah menerapkan standar keberlanjutan tingkat internasional. ASEAN Energy Awards bertujuan untuk mengakui dan mengapresiasi para pelaku industri atas kontribusi mereka untuk perkembangan sektor energi.
BACA JUGA: Bangun Loyalitas Nasabah, BCA Adopsi Strategi Social CRM
Meski baru beroperasi kurang dari tiga tahun, gedung Wisma BCA Foresta merebut perhatian publik, khususnya dalam penggunaan energi yang efisien dan rancang bangun gedung yang memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar. Direktur BCA Frengky Chandra Kusuma mengaku bangga akan pencapaian yang diraih oleh Wisma BCA Foresta sejauh ini.
“Meskipun masih berusia muda, Wisma BCA Foresta telah mendapatkan sejumlah apresiasi yang membanggakan. Hal ini mencerminkan kerja keras dan visi perusahaan yang menempatkan aspek keberlanjutan dalam operasional bisnis terlaksana dengan baik. Di samping itu, penghargaan ASEAN Energy Award ini menjadi pelecut motivasi kami untuk berkomitmen lebih kuat lagi dalam mengedepankan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance atau ESG,” kata Frengky melalui keterangannya, Senin (28/8/2023).
BACA JUGA: Naik 34%, BCA Raih Laba Bersih Rp 24,2 Triliun pada Semester I-2023
Wisma BCA Foresta sendiri beroperasi pertama kali pada Oktober 2020 dengan luas bangunan 45.250 meter persegi. Beroperasinya gedung ini menjadi penanda keseriusan BCA dalam menyongsong masa depan perbankan dan bisnis yang berkelanjutan.
Seiring dengan semangat transisi ke energi bersih dan terbarukan, gedung hijau ini diciptakan dengan desain sedemikian rupa agar energi yang terpakai dapat seminimal mungkin seperti Building Automation System, Chiller Plant Management System, serta desain dan material selubung bangunan yang menjadikan suhu dan kelembapan gedung dapat terjaga. Gedung ini dilengkapi dengan penggunaan air minum reverse osmosis, pemanfaatan air hasil daur ulang, serta pemanfaatan limpasan air hujan.
Sejumlah panel surya juga memperkuat gedung ini guna mengurangi penggunaan listrik dari bahan bakar fosil, sehingga menjadikannya gedung hijau yang menyeluruh. Semua teknologi tersebut dikelola oleh Tim Manajemen Energi dari Divisi Logistik dan Gedung BCA sehingga menciptakan gedung yang hemat energi.
Tidak hanya itu, Wisma BCA Foresta juga menyediakan fasilitas yang terbuka bagi publik. Salah satunya adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi masyarakat yang ingin mengisi daya kendaraan listriknya.
Dua tahun sebelumnya, Wisma BCA Foresta telah mengantongi sertifikat Greenship building level platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk kategori existing building pada 2021. Berikutnya gedung ini menjadi peringkat pertama untuk kategori Gedung Hemat Energi Sub Kategori Gedung Baru dari ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) 2022.
Penghargaan terakhir inilah yang menjadikan Wisma BCA Foresta berhak mewakili Indonesia dalam ASEAN Energy Awards 2023. Selaras dengan pencapaian yang diraih Wisma BCA Foresta, penyaluran kredit BCA untuk sektor-sektor berkelanjutan juga terus tumbuh.
Hingga Juni 2023, kredit sektor berkelanjutan naik 6,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 181,2 triliun. Nominal tersebut berkontribusi sekitar 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
“Faktor lingkungan dan bisnis yang berkelanjutan senantiasa menjadi prioritas kami dalam menjalankan operasional perusahaan. Maka dari itu, Wisma BCA Foresta tidak akan menjadi upaya terakhir kami dalam menerapkan operasional perbankan yang berwawasan lingkungan,” kata Frengky.
Editor: Ranto Rajagukguk