Usaha kecil dan menengah (UKM) berperan penting dalam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Namun demikian, pandemi COVID-19 yang melanda dunia berdampak luar biasa bagi UKM. Oleh karena itu, UKM harus berpikir keras untuk bertahan dan mengembangkan bisnisnya, terutama saat terjadi krisis seperti pandemi.
Menyikapi hal tersebut, World Marketing Forum 2021 menghadirkan sesi yang bertajuk New, Normal and Post-Normal: Shifting from Professional to Entrepreneurial Marketing. Sesi ini menghadirkan narasumber dari berbagai negara yang akan memaparkan mengenai strategi memajukan UKM.
Diyah Yusuf, Former ICSB Global Board Member menyampaikan bahwa untuk keluar dari krisis tersebut, pemilik usaha perlu mengubah mindset menjadi entrepreneurship. Menurutnya, seorang entrepreneur memiliki kemampuan dalam mengembangkan produknya, mencari partner bisnis yang baik, berkolaborasi, dan kemampuan dalam mengambil risiko.
Diyah kemudian memaparkan beberapa hal yang dapat dilakukan UKM untuk mengembangkan bisnis mereka dengan menggunakan perspektif entrepreneurial marketing. Pertama, pemilik usaha perlu berpikir lebih kreatif, dan memiliki pemahaman penuh terhadap produk yang dimilikinya.
“Pemilik usaha perlu lebih sensitive dalam mencari tren-tren terbaru yang dapat dijadikan ide untuk bisnis mereka. Mereka juga perlu mencoba berbagai ide tersebut untuk melihat apa yang cocok untuk bisnis mereka. Intinya, pandai mengambil risiko,” kata Diyah.
Kedua, UKM pelu berpikir sebagai pemecah masalah. Mereka perlu berpikir bagaimana agar produk yang mereka miliki bisa menjadi solusi dan bisa menjawab kebutuhan konsumen. Menurut Diyah, UKM harus bisa mengambil setiap kesempatan yang ada dan melihat peluang agar bisa menjadi solusi untuk konsumen.
“Agar konsumen bisa menjadi loyal terhadap produk UKM, UKM harus konsisten dalam mempertahankan keunikan produk dan brand. Tidak penting apakah kalian UKM atau perusahaan besar, kalian harus bisa membuat konsumen mengingat produk yang kalian miliki. Oleh karena itu, UKM harus bisa mencari keunikan dalam menyampaikan produk yang kalian miliki,” jelas Diyah.
Ketiga, pemilik UKM perlu memahami pentingnya tim. Dengan memiliki tim, dapat memberikan berbagai perspektif untuk membuat UKM naik kelas. UKM perlu orang-orang yang memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing untuk membantu menjalankan bisnis mereka.
Keempat, pemilik usaha perlu memiliki kemampuan leadership. Dengan begitu, pemilik usaha dapat membantu tim untuk tumbuh, sehingga mereka bisa bekerja dengan baik untuk menumbuhkan UKM.
Selanjutnya, Sukit Uarmahacharoen, Chief Strategy Officer of World Franchise Network menyampaikan tujuan yang ingin dicapai oleh Thailand dalam memajukan UKM, yaitu membuat agar sumber daya lokal dapat dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan dunia. Menurutnya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
“Untuk menjawab kebutuhan dunia, kami ingin menguatkan pasokan agro lokal melalui research dan pengembangan. Kami juga akan memperluas inovasi kami untuk produk-produk baru yang saat ini menjadi kebutuhan dunia, yaitu makanan, kesehatan, dan obat-obatan,” kata Skit.
Untuk mencapai hal tersebut, Skit mengatakan bahwa perlunya kekuatan artifial intelligence dalam membantu menguatkan potensi sumber daya lokal. Selain itu, menurut Skit, ada tiga hal yang bisa menjadi formula sukses untuk menumbuhkan bisnis UKM, yakni enlarge, enrich, dan encourage.
“Dengan kekuatan artifical intellegence (AI), kami dapat memanfaatkan potensi sumber daya lokal dengan lebih luas lagi, sehingga revenue yang didapatkan menjadi lebih banyak. Untuk menjalankan semua itu, UKM perlu didorong, diperkaya, dan diperbesar. Itu kunci suksesnya,” jelas Skit.
Jack Yao, Secretary-General of China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) juga turut menyampaikan dua kunci yang bisa digunakan oleh UKM dalam mengembangkan bisnisnya, terutama di masa pandemi. Dua kunci tersebut adalah dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan Digitalisasi.
“Kita bisa memanfaatkan kolaborasi dengan berbagai partner untuk memajukan UKM. Selain itu, digitalisasi juag penting dilakukan, terutama di era ini. UKM bisa memanfaatkan platform digital seperti livestreaming dan e-commerce untuk mengembangkan bisnisnya. Intinya, UKM bisa menjadi kuat kalau mereka bisa beradaptasi dengan segala perubahan,” tutur Yao.
Prof. Kiyoshi Hori, Vice President of Oberlin University turut menjelaskan bagaimana UKM di Jepang dapat bertahan. Dalam kasus ini, strategi yang dilakukan adalah dengan mencari pasar yang baru dan melakukan perbaikan pada produk yang mereka miliki.
“Strategi yang dilakukan UKM disini adalah dengan menjangkau pasar yang lebih luas, seperti pasar luar negeri. Mereka juga banyak melakukan diversifikasi agar produk mereka beragam dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Selain itu, banyak UKM yang mulai bertransformasi digital dan meiliki manajemen HR untuk membantu memajukan bisnisnya. Ini bisa dijadikan motivasi bagi para UKM,” tutup Kiyoshi.
Editor: Eko Adiwaluyo