Woodpecker Studio, Sempurnakan Bisnis di Tengah Jalan

marketeers article

Tak perlu punya pengalaman untuk memulai sesuatu. Yang penting punya keinginan untuk terus belajar dan terbuka terhadap kritik. “Kritik adalah pengalaman yang tidak terlihat pada waktu yang sebelumnya,” tukas Wilsen, salah satu pendiri Woodpecker Studio.

Wilsen bermitra dengan Devina yang sama-sama lulusan Arsitektur. Keduanya tidak memiliki dasar desain produk sama sekali. Namun kecintaan mereka terhadap detail menumbuhkan keinginan untuk mendirikan Woodpecker Studio. “Awalnya, kami banyak pesanan untuk bangunan dan interior design, lama-lama setelah berjalan, kami lebih tertarik ke furniturnya,” cerita Wilsen.

Maka, mereka menghidupkan ketertarikan tersebut dengan belajar sedikit demi sedikit. Ia mengingat-ingat bagaimana ia memulai Woodpecker Studio, “Tanpa modal, dimulai dari pembentukan, finishing dan pengiriman sendiri. Memang butuh waktu sampai pada akhirnya bisa sampai sekarang ini.”

Dalam menjalankan usaha, mustahil tanpa hambatan di tengah jalan. Salah satu kegagalan yang pernah dialaminya adalah struktur furnitur yang kurang tahan lama. Wilsen dan Devina terus memperbaiki kekurangan yang ada hingga furnitur yang mereka hasilkan dapat tahan lama, kuat untuk digunakan dan pastinya aman. Hal tersebut menjadi elemen untuk menjaga kepercayaan dari pelanggan.

Bagi yang tertarik memulai usaha, Wilsen mengingatkan pentingnya hidup dengan passion yang dimiliki. “Temukan passion diri sendiri, fokus dengan passion tersebut karena hidup tanpa passion sama dengan kosong.”

 

Artikel ini disajikan oleh Marketeers,
Ziliun.com, dan Basha Market

Related