Masih wajarkah saat anak perempuan hanya diberikan mainan boneka Barbie dan anak laki-laki hanya boleh main mobil-mobilan? Benarkah ini bukan bagian dari pembentukan konstruksi dan diskriminasi gender?
Pertanyaan inilah yang terbersit di benak Hai Tiet (30), jebolan Harvard dan Columbia University yang sempat bekerja di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), namun kemudian memutuskan untuk membangun e-commerce yang menjual mainan anak-anak, Woozy Moo. Saat Hai Tiet bekerja di PBB dan belajar mengenai pendidikan di seluruh dunia, ia menyadari bahwa diskriminasi gender ada di mana-mana, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat.
Yang mengganggunya adalah bagaimana perempuan, bahkan di negara-negara maju, dituntut untuk menjadi lebih diam dan pasif dan dijauhkan dari aspek pengetahuan. Bahkan, di beberapa negara, anak perempuan tidak bisa bicara di dalam ruang kelas. Waktu bermain pun semakin mengkotak-kotakkan kedua gender, anak perempuan bermain boneka dan laki-laki bermain action figure.
Di sinilah Woozy Moo hadir untuk menghapuskan kotak-kotak tersebut. Dari dunia yang berkutat di pembentukan kebijakan, Tiet pindah jalur dengan menjadi entrepreneur dan menciptakan Woozy Moo, sebuah perusahaan e-commerce yang menjual mainan edukatif yang netral gender.
Sebelum Tiet menciptakan produk, ia melakukan riset terlebih dahulu. Ia menemukan bahwa orang tua saat ini justru mencari mainan yang tidak secara spesifik ditargetkan untuk gender tertentu. Mereka juga menginginkan mainan yang memberikan manfaat khusus, seperti kemampuan kognitif, komunikasi, dan motorik. Permintaan ini tercipta karena di banyak toko, kualitas akan mainan yang memberikan manfaat khusus masih sulit ditemukan.
Dengan latar belakang pekerja sosial di PBB, Tiet dan timnya bertekad untuk membangun bisnis yang “baik untuk anak-anak”, bukan hanya berfokus pada profit. Mainan-mainan yang diproduksi bersifat eco-friendly, netral gender, beragam secara etnis, dan berfokus pada proses belajar. Woozy Moo ingin mendukung para orang tua untuk mendorong anak-anaknya, dengan filosofi bisnis yang mengutamakan kebaikan anak-anak. Mainan-mainan ini diciptakan untuk membentuk anak yang cerdas, kreatif, dan bebas dari bias.
“Kami percaya bahwa anak-anak harus dibebaskan dari berbagai diskriminasi dan bias.Misi utama kami adalah untuk mengguncang industri mainan dan menghancurkan pengkotak-kotakkan yang para orangtua ciptakan untuk anak-anak mereka,” ujar Tiet.
Secara keseluruhan, tujuan Tiet adalah untuk memberdayakan para orangtua agar mereka bisa memberdayakan anak-anak. Tiet sendiri sangat percaya pada feminisme dan hak-hak perempuan. “Saya percaya bahwa perempuan juga punya hak yang sama dengan laki-laki. Saya ingin perempuan memiliki kesempatan untuk belajar mengenai sains atau menjadi astronot, misalnya. Tidak ada limit,” Pungkasnya.
Dilansir dari : http://www.woozymoo.com/