Membeli sebuah apartemen sebagai pilihan tempat singgah kian menjadi tren di Indonesia. Apartemen dianggap lebih mendukung mobilitas masyarakat lantaran banyak yang terletak di tengah kota dengan akses yang mudah menuju ke mana saja. Selain kualitas, harga, jejak rekam pengembang, waktu penyelesaian pembangunan juga menjadi perhatian konsumen saat memilih sebuah apartemen.
Waktu penyelesaian ini juga menjadi komitmen yang dijual oleh pengembang saat memasarkan produknya. Untuk mewujudkan komitmennya, PT PP Properti Tbk sebagai salah satu pengembang properti kelas menengah atas segera akan merampungkan pembangunan tower mereka yang ditandai dengan seremonial topping off.
Proses penutupan atap yang dilakukan BUMN properti dengan kode saham PPRO ini, meliputi dua tower teranyar mereka. Dua tower tersebut adalah Venetian Tower sebagai tower pertama proyek Grand Sungkono Lagoon (GSL) dan proyek apartemen Pavilion Permata 2.
“Proyek GSL kami di Surabaya barat ini memiliki luas lahan 3,5 hektar. Kami akan membangun lima tower dengan konsep superblock. Tidak jauh dari GSL, kami memiliki Apartemen Paviliun Permata 1 dan 2. Di awal kami melakukan peletakan batu pertama proyek GSL, kami berjanji akan menyelesaikan pembangunan tower pertama ini di Januari 2017,” jelas Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO) Taufik Hidayat setelah topping off tower Venetian di Surabaya, Jumat (15/04/2016)
Prosesi topping off ini menjadi komitmen PPRO dalam menepati janji mereka kepada pasar. Pada tower Venetian kami menjadi yang pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat green building kategori apartemen. Ini menjadi daya jual bagi GSL.
“Tower Venetian ini kami rancang untuk konsumen kelas menengah atas. Hal ini sejalan dengan lokasi Surabaya barat yang bisa dikatakan sebagai pusat pertumbuhan apartemen di Surabaya. Dari tipe-tipe yang kami sediakan, kami ingin membidik segmen eksekutif muda untuk tipe single bedroom, keluarga dengan dua anak untuk tipe dua bedroom, dan keluarga yang lebih mapan untuk tipe tiga bedroom,” jelas Rudi Harsono, Direktur Proyek GSL.
Menurut Rudi, komposisi konsumen yang sebagai investor dan penghuni berimbang meski penghuni atau pengguna akhir lebih banyak dari investor. Hal ini diklaim pihak GSL sebagai pembuktian bahwa konsep beyond the space yang dibangun GSL menarik perhatian konsumen Surabaya.