Berbicara mengenai kampanye pemasaran viral, apakah Anda masih teringat dengan kampanye AdaAqua? Kampanye tersebut merupakan garapan dari VML. Bisa dibilang kampanye ini sukses dan mampu menggiring konsumen untuk mengingat Aqua sebagai pelepas dahaga.
“Kami membuat kampanye pemasaran atas arahan dari Aqua. Lalu, kami mengemasnya sedemikian rupa sehingga hasilnya viral,” kata Brama Danuwinata, Social & Engagement Lead VML Indonesia kepada Marketeers.
Lebih lanjut Brama menjelaskan tahapan yang dilakukan agensi dan merek dalam berkolaborasi. VML lebih dulu akan mendapatkan brief dari klien. Dari brief ini, pihaknya sudah tahu produk akan dikomunikasikan kepada siapa. Setelah itu, agensi akan merinci permasalahannya, seperti bagaimana menyampaikan pesan ke target audiens dan sebagainya. Setelah disetujui, lalu pengembangan materi. Jika kembali disetujui, maka kampanye diluncurkan.
Terkait penggunaan media sosial, lanjut Brama, idealnya kampanye bisa diintegrasikan di seluruh platform. Contohnya, netizen bukan hanya menemukan kampanye di kanal YouTube, namun netizen bisa terlibat dalam percakapan di Twitter tentang merek tertentu.
“Namun, merek tidak perlu memaksa untuk mengintegrasikan kampanye mereka ke semua platform. Kalaupun tidak, merek harus benar-benar memaksimalkan di platform yang mereka gunakan,” papar Brama.
Sementara itu, untuk mengevaluasi kampanye, VML mengadakan performance review. VML terkadang mengajak klien untuk mengevaluasi bersama sebuah kampanye. Melalui evaluasi tersebut, kedua belah pihak akan melihat apa kekurangan yang ada selama kampanye sehingga bisa menjadi pelajaran di lain waktu ketika ingin menggelar kampanye lain.
Agar kampanye sukses, Brama memberikan tips berikut kepada merek maupun agensi pada umumnya. Pertama, perhatikan objektif dari merek. Kedua, buat sesuatu yang tidak biasa. Tapi, jangan jauh dari brand identity. Tak kalah penting, kampanye harus relevan dengan merek dan target audiens. Terakhir, jangan lupa strategi media pendukung.
“Ini terkait channeling. Kami lihat banyak merek hadir di Facebook, tapi merek tersebut tidak mempromosikan secara maksimal, cuma jalan di tempat,” pungkasnya.
Editor: Sigit Kurniawan